Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PSAB optimistis kinerja 2024 lebih baik dari tahun sebelumnya

Jakarta (ANTARA) – Perusahaan pertambangan emas nasional PT J Resources Asia Pasifik, Tbk (PSAB) optimistis kinerja dan kinerja keuangannya pada tahun 2024 akan lebih baik dibandingkan tahun 2023, salah satunya terkait penguatan kekuatan proses pada tahun ini.

“Situasi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Utara telah meningkatkan permintaan emas karena banyak masyarakat yang memutuskan memilih emas sebagai safe haven. Hal ini memperkuat permintaan emas yang berdampak dan harga emas pun meningkat meski nilai dolar AS juga semakin meningkat,” jelas Presiden PSAB Edi Permadi, Senin, dalam paparan publik perseroan yang dikutip di Jakarta.

Edi Permadi mengatakan tren penguatan harga emas diyakini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang mengingat pemerintah China ingin memperkuat basis ekonominya dengan lebih banyak membeli emas. Hal yang sama juga terjadi di sektor budaya, di mana India dan Tiongkok mengumpulkan lebih banyak emas seiring meningkatnya permintaan dan kenaikan harga.

“Dengan kondisi pasar yang bagus ini, pekerjaan kami bisa dikatakan sangat solid karena permintaan membuat harga kuat. Edi menegaskan, “kinerja kami yang baik menegaskan hal tersebut.”

PSAB menargetkan produksi emas mencapai level 100.000 ons pada akhir tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada tahun 2023 sebesar 93,7 ribu ons. Hingga November 2024, produksi kumulatif PSAB mencapai 93.027 ons dengan nilai pasar US$217.259.655.

“Jadi Desember ini kami perkirakan produksinya bisa mencapai 100.000 ons sepanjang tahun,” kata Edi.

Peningkatan kinerja ini juga akan berdampak positif pada kinerja keuangan. PSAB menargetkan pendapatan mencapai level $230 juta hingga $240 juta pada akhir tahun 2024. Target tersebut lebih tinggi 41,17 persen dibandingkan posisi pendapatan tahun 2023 sebesar $170 juta.

CEO PSAB Sanjaya J mengatakan, trailing revenue tahun ini didasarkan pada harga jual rata-rata (ASP) emas yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

“Dengan mencapai target produksi sekitar 100.000 ons dengan harga emas saat ini pada akhir tahun, kami menargetkan pendapatan sebesar 230 hingga 240 juta,” kata Sanjaya.

Sebelumnya PSAB berhasil mencatatkan laba positif hingga akhir September 2024 sebesar 4,45 juta dollar AS. Angka tersebut kembali bernilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mengalami kerugian sebesar 13,40 juta dolar AS.

Yang membuat perusahaan untung adalah pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dari harga saham. PSAB melaporkan penjualan sebesar $173,86 juta, meningkat 86,79 persen year-on-year (yoy).

Peningkatan laba ini sejalan dengan peningkatan laba. Penjualan PSAB tumbuh 86,78 persen year-on-year dari $93,08 juta menjadi $173,86 juta dalam sembilan bulan tahun 2024.

Sanjaya pun yakin PSAB bisa melanjutkan pertumbuhan kinerjanya di tahun depan. Dengan asumsi bahwa tingkat harga emas kemungkinan akan tetap mendekati level saat ini.

Sedangkan rata-rata harga jual emas PSAB hingga November sekitar 2.300 per ounce. Sementara itu, harga emas dunia kini berada di atas $2.600 per ounce.

Saat ini tulang punggung produksi emas PSAB masih berada di blok Bakan dan Penjom. Ke depan, produksi emas PSAB akan digenjot dengan kontribusi proyek Tambang Emas Doup. PSAB ingin memastikan teknologi pemrosesan yang digunakan tepat sehingga tingkat pemulihan pada layanan Doup menjadi yang terbaik.

Menurut Sanjaya, proyek Doup yang berlokasi di Bolang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, membutuhkan investasi sebesar US$400 juta. Sejauh ini PSAB telah memberikan investasi sebesar $70 juta.

Setelah beroperasi, Doup diperkirakan akan memproduksi antara 140.000 dan 155.000 ons emas setiap tahunnya. Oleh karena itu, jika produksi emas dari blok Bakan diperkirakan sekitar 80.000 – 90.000 ons, maka produksi PSAB termasuk proyek Doup akan mencapai lebih dari 200.000 ons. Dengan perkiraan masa manfaat selama 14 tahun, pada perkiraan tingkat harga emas saat ini, Doup berpotensi menghasilkan pendapatan sebesar US$3 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *