Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

BI: PII Indonesia triwulan III 2024 terjaga dukung ketahanan eksternal

Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) meyakini perkembangan Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada triwulan III tahun 2024 akan terus berkelanjutan sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia.

Hal ini tercermin dari rasio PII Indonesia terhadap produk domestik bruto pada triwulan III tahun 2024 yang tetap sebesar 19,9 persen, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Rabu.

Pada akhir triwulan III tahun 2024, PII Indonesia mencatatkan kewajiban bersih sebesar 274 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan kewajiban bersih akhir triwulan II tahun 2024 sebesar 249,8 miliar dolar AS.

Ramdan mengatakan peningkatan kewajiban bersih tersebut disebabkan oleh peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen jangka panjang dengan rasio sebesar 92,3 persen, terutama dalam bentuk investasi langsung.

Dikatakannya, situasi AFLN Indonesia membaik karena meningkatnya investasi masyarakat di berbagai instrumen keuangan luar negeri. Posisi AFLN pada akhir triwulan III 2024 tercatat sebesar 518,2 miliar dolar AS, naik 5,3 persen quarter on quarter (qtq) dari 492,2 miliar dolar AS pada akhir triwulan II 2024.

Seluruh komponen AFLN mencatatkan kenaikan posisi, dengan kenaikan terbesar pada aset cadangan devisa, investasi lain-lain, dan investasi langsung. Kenaikan posisi AFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan harga dan melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang negara tempat aset tersebut berada.

Situasi KFLN Indonesia juga membaik didukung oleh meningkatnya aliran masuk modal asing baik dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio. Posisi KFLN pada akhir triwulan III tahun 2024 tercatat sebesar 792,2 miliar dolar AS, naik 6,8 persen (qtq) dari posisi akhir triwulan II tahun 2024 sebesar 742 miliar dolar AS.

“Perkembangan ini terutama didukung oleh investasi langsung dan investasi portofolio yang mencatatkan peningkatan surplus sebagai cerminan dari prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik, inflasi yang rendah dan imbal hasil yang menarik,” kata Ramdan.

Kenaikan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar dolar AS dibandingkan sebagian besar mata uang global termasuk rupiah serta kenaikan harga saham di Indonesia.

Ke depan, BI akan selalu memperhatikan dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung oleh sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait, untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal.

“Bank Indonesia akan terus mencermati potensi risiko yang terkait dengan kewajiban bersih PII terhadap perekonomian,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *