Jakarta (Antara) – Pembedahan dapat dilakukan untuk mengatasi batu empedu guna mencegah proses peradangan yang lebih serius pada pasien, ujarnya. Arnetta Naomi Louise Lalisang Sp.B Subsp.BD(K) dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Sipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Dalam diskusi online di Jakarta, Rabu pekan lalu, ia menjelaskan batu empedu disebabkan oleh mekanisme kontraksi kandung empedu yang tidak sempurna, sehingga sebagian batu empedu tidak mengalir dari hati ke usus melainkan tetap berada di kandung empedu.
“Jika tidak dilakukan operasi, besar kemungkinan pasien akan mengalami nyeri berulang,” ujarnya dalam diskusi pengobatan batu empedu.
Lalu, misalnya ada batu yang tersangkut di ujung kandung empedu, bisa terjadi kolesistitis, yang sudah merupakan infeksi, jadi indikasi untuk dioperasi, ujarnya merujuk pada radang kandung empedu yang disebabkan oleh kandung empedu. sudah diambil. Kantong empedu.
Mengenai pengobatan batu empedu, dr Arneta mengatakan, operasi pengangkatan kandung empedu menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
Menurutnya, operasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi batu empedu pada dasarnya adalah laparoskopi, yaitu prosedur bedah minimal invasif yang menggunakan laparoskop untuk mengangkat kandung empedu melalui sayatan kecil di pusar.
Seiring kemajuan teknologi kesehatan, operasi pengangkatan kandung empedu, atau kolesistektomi, juga dapat dilakukan oleh robot.
Menurut dr Arneta, operasi kandung empedu yang disebabkan oleh tumor atau kolesista lebih sulit dibandingkan operasi pada kandung empedu yang belum matang.
Operasi batu kandung empedu juga direkomendasikan untuk orang lanjut usia, penderita diabetes, pasien talasemia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, ujarnya.
Pasien yang telah menerima pengobatan batu empedu telah melaporkan bahwa mereka tidak akan menderita nyeri berulang.
“Kalau kita ambil tindakan, misalnya setelah pengangkatan kandung empedu, seharusnya tidak ada keluhan karena kandung empedunya sudah tidak ada, kecuali dia tipe orang yang bisa menghasilkan batu. Nah, batu di saluran empedu bisa muncul lagi, tapi Kantung empedunya tidak ada. Kantung empedunya tidak ada,” jelas dr Arnett.
Menurutnya, pasien yang telah menjalani operasi pengangkatan kandung empedu bisa beraktivitas normal. Namun, tubuh memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Menjalani pola hidup sehat dengan mengurangi makanan berlemak dapat membantu mengurangi komplikasi pasca operasi batu empedu.
“Kalau kita makan makanan yang sangat berlemak, biasanya akibatnya diare atau BABnya sedikit encer, itu yang biasa terjadi. Tapi ya Allah ciptakan badannya pintar-pintar, biar nanti bisa diatur, bisa normal lagi. Nanti.” Tidak masalah,” kata Dr. Arnett.
Leave a Reply