Jakarta (ANTARA) – Pejabat Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Raden Pardede mengatakan pemerintah akan terus mengoptimalkan seluruh mesin pertumbuhan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Untuk itu diperlukan upaya tambahan untuk mengoptimalkan seluruh mesin pertumbuhan. Investasi harus terus dilakukan. Bahkan lebih tinggi dari posisi saat ini. Caranya dengan menggaet sejumlah sumber pembiayaan untuk menjalankan berbagai program pembangunan,” kata Raden, Selasa di Jakarta. seminar 100 ekonom Indonesia di Jakarta.
Raden mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus dibarengi dengan investasi yang efisien. Menurut dia, pertumbuhan sebesar 8 persen bukan hal yang mustahil karena Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan di kisaran angka tersebut di masa lalu.
“Bapak Presiden telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen selama masa jabatannya. Tentu saja, kami tahu ini adalah tujuan yang bagus. Namun hal itu bukan tidak mungkin. Tujuannya harus besar agar kita bekerja keras. Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan seperti itu. Pada periode 1986-1987 rata-rata sebesar 7,3 persen. “Bahkan pada beberapa tahun itu mencapai 8,2-8,3 persen,” ujarnya.
Ia mengatakan ICOR Indonesia, yang merupakan ukuran efisiensi dibandingkan pemanfaatan modal, relatif tinggi, dimana masih banyak modal, termasuk infrastruktur, yang mungkin tidak digunakan secara efisien.
“ICOR dalam rencana presiden harus kita turunkan yaitu sekitar 6,96 atau sebenarnya kalau dirata-rata sekitar 6,4 persen pada tahun 2025.” mencapai 4,5 persen. Dan jika kita tidak menguranginya, maka kebutuhan modal akan sangat-sangat besar. Dan sepertinya mustahil mendapatkan tambahan modal sekitar 8-9 persen PDB. Artinya investasi kita pada PDB bisa mencapai 42-43 persen dari saat ini sekitar 31 persen, ujarnya.
Jika ICOR dapat dikurangi, maka kebutuhan investasi akan jauh lebih sedikit. Oleh karena itu, upaya penurunan ICOR atau peningkatan kualitas dan efisiensi investasi, terutama pada sektor-sektor yang lebih produktif dan berpotensi memberikan dampak lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, menjadi sangat penting.
Perbaikan infrastruktur yang dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) dapat meningkatkan konektivitas, pemerataan ekonomi dan daya saing sektor manufaktur dan pariwisata, dengan fokus pada konsep hub dan konsep kawasan ekonomi khusus.
Memperkuat kerja sama antara kawasan industri dan sektor pariwisata lokal, meningkatkan teknologi dan mendorong investasi di kawasan ekonomi khusus dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produksi dan mengurangi ICOR.
Dalam meningkatkan mesin pertumbuhan, pemerintah juga terus mendukung program hilirisasi dan industrialisasi. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terus mendorong investasi pada sektor-sektor strategis dan peningkatan industri.
“Bapak Presiden menginstruksikan untuk terus mengembangkan kawasan ekonomi khusus KEK untuk menarik modal dan meningkatkan ekspor. Terutama investasi yang diterima dari kunjungan Pak Prabowo Subianto ke sejumlah negara baru-baru ini, yang telah kami tindak lanjuti pada kunjungannya baru-baru ini, ujarnya.
Pemerintah telah menetapkan 22 kawasan ekonomi khusus yang membentang dari Aceh hingga Papua. Investasi KEK mencapai Rp 242,5 triliun, penyerapan tenaga kerja 151.260 orang, dan partisipasi pelaku usaha 394 orang.
“KEK ini diusung sebagai katalis pembangunan perekonomian nasional, seperti Kawasan Ekonomi Khusus Gresik untuk pengolahan tembaga dan aplikasi lain di sana. Selain itu, Kawasan Ekonomi Khusus Kendal untuk baterai kendaraan listrik dan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur untuk wisata kesehatan juga turut diusung. sedang dibangun dan akan segera selesai,” ujarnya.
Selain itu, Raden mengatakan kerja sama internasional juga menjadi strategi penting dalam dinamika geopolitik dan geoekonomi saat ini. Dengan berpartisipasi aktif dalam G-20, ATIS, ASEAN, IPEF, CP-TPP, OECD dan BRICS+, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap politik luar negeri yang bebas dan aktif.
“Ini menunjukkan betapa bebas dan aktifnya partisipasi kita dalam politik luar negeri. Ke depan, penting bagi kami untuk menyebutkan beberapa kerja sama yang telah terjalin saat ini dengan Amerika Serikat. “Salah satunya IPEF sebagai platform kerja sama strategis,” ujarnya.
Selain itu, proses akselerasi OECD juga terus menggembirakan karena memberikan manfaat yang signifikan, peluang peningkatan kerja sama, pertukaran informasi yang bermanfaat bagi Indonesia dan meningkatkan standar tata kelola Indonesia di masa depan sebagai negara maju.
Leave a Reply