Istanbul (ANTARA) – Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Rabu (20/11) mengatakan Ukraina akan diizinkan menggunakan ranjau anti-personil buatan AS untuk mencegah pergerakan pasukan Rusia di medan perang.
Dia menekankan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan mengizinkan Ukraina mengerahkan ranjau darat untuk melawan pasukan darat Rusia, yang dia sebut sebagai serangan pendahuluan di medan perang.
Austin mengatakan kepada wartawan di sela-sela Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN ke-18 di Vientiane, Laos bahwa perubahan kebijakan AS merupakan respons terhadap taktik pembangunan Rusia.
Menurutnya, tentara Ukraina “membutuhkan sesuatu untuk menghentikan Rusia”.
Austin mengatakan Ukraina memproduksi ranjau anti-personil dan menekankan perlunya melawan kemajuan Rusia, khususnya di wilayah Donetsk timur Ukraina, di mana pasukan Ukraina perlahan-lahan mundur.
Berbeda dengan tambang konvensional, tambang non-eksplosif yang memiliki daya tahan lebih rendah seringkali mengandalkan daya baterai. Tambang menjadi tidak aktif seiring berjalannya waktu.
Tambang terbengkalai dianggap lebih aman dibandingkan tambang konvensional, yang bisa tetap berbahaya selama bertahun-tahun.
Untuk mencegah serangan terhadap Kiev, Rusia telah memasang banyak ranjau di wilayah pendudukan Ukraina. Pada saat yang sama, Ukraina juga memasang ranjau di beberapa wilayah garis depan untuk mencegah kemajuan Rusia.
Penggunaan ranjau darat telah lama dikritik oleh organisasi hak asasi manusia dan aktivis karena ancamannya terhadap warga sipil.
Sumber: Anatolia
Pertama, Ukraina menyerang Rusia dengan rudal jarak jauh AS
Leave a Reply