BERLIN (ANTARA) – Mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menilai konsesi teritorial sementara Rusia dapat membantu mewujudkan gencatan senjata dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.
Dalam wawancara dengan media Jerman Table.Briefings yang dipublikasikan pada Senin (2/11), Stoltenberg menekankan bahwa perundingan diplomatik dan kompromi dapat membuka jalan bagi perjanjian gencatan senjata.
“Kami memerlukan gencatan senjata, dan tentu saja (di pihak Ukraina) harus mencakup seluruh wilayah yang saat ini berada di bawah kendali Rusia. Namun, kami melihat hal ini mungkin tidak dapat dicapai secara realistis dalam waktu dekat.”
“Jika gencatan senjata berarti Rusia terus menguasai seluruh wilayah pendudukan, bukan berarti Ukraina harus menyerahkan wilayah tersebut selamanya,” tambah pakar politik tersebut.
Stoltenberg menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan kepada Kiev sebagai imbalan atas pertimbangan teritorial apa pun berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Meski keanggotaan NATO masih menjadi pilihan, ia mengatakan “ada cara lain untuk mempersenjatai dan mendukung Ukraina.”
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa perjanjian gencatan senjata dapat dicapai jika wilayah Ukraina di bawah kendali Kiev ditempatkan “di bawah payung NATO” dalam upaya menghentikan perang terbuka.
Upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia dan memulai pembicaraan diplomatik untuk menyelesaikan konflik telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu telah meningkatkan harapan bahwa pemerintahan AS berikutnya akan lebih memilih solusi diplomatik dibandingkan bantuan militer, meskipun masih ada pertanyaan mengenai sifat potensi kompromi dalam negosiasi di masa depan.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply