Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PIS ungkap strategi mengatasi tantangan disrupsi rantai pasok energi

Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina International Shipping (PIS) mengumumkan sejumlah strategi utama untuk mengatasi tantangan terkait gangguan rantai pasokan energi, mulai dari perkembangan teknologi hingga ketegangan geopolitik global.

CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan, industri pelayaran saat ini menghadapi tiga tantangan besar, yakni ketegangan geopolitik terkait perang di Ukraina dan Timur Tengah, perang tarif antara AS dan Tiongkok, serta dampak perubahan iklim.

“Untuk menghadapi tantangan yang semakin beragam, PIS telah mengoptimalkan digitalisasi dan memanfaatkan berbagai teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI),” kata Yoki pada Abu Dhabi International Petroleum Exhibition and Conference (ADIPEC) 2024 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. (UEA), Jumat.

Yoki menjadi salah satu pembicara pada forum CEO ADIPEC yang bertajuk “Angin Perubahan Perdagangan Global dan Peran Pelayaran untuk Stabilitas Ekonomi”.

Menurutnya, optimalisasi digitalisasi memungkinkan pemantauan kapal PIS secara real-time dan akurat saat berlayar di wilayah sensitif.

PIS juga mendorong upaya diversifikasi rute, khususnya di negara-negara Afrika dan Eropa. Untuk memfasilitasi upaya tersebut, PIS saat ini memiliki tiga kantor di Singapura (PIS Asia Pasifik), Dubai (PIS Timur Tengah) dan London (PIS Eropa).

Lokasi tiga kantor perwakilan di titik-titik strategis diharapkan dapat memperluas jaringan dan rute internasional PIS. Diketahui, PIS membuka jalur baru ke negara-negara Baltik. Hingga saat ini, PIS telah berlayar di 65 rute internasional.

Selain diversifikasi rute, PIS juga meningkatkan presentasi green kargo dalam keseluruhan operasional bisnisnya. PIS bertujuan untuk meningkatkan pendapatan green business hingga 34 persen dari total pendapatan perusahaan, kata Yoki dalam keterangannya di Jakarta.

Selain itu, strategi PIS adalah meningkatkan kontribusi bisnis ramah lingkungan melalui pasar bahan bakar ramah lingkungan, yaitu LNG, LPG, dan amonia. Untuk menanggapi tantangan perubahan iklim, PIS bertujuan untuk mengurangi tingkat CO2 yang dihasilkan oleh operasi perusahaan sebesar 32 persen pada tahun 2034.

Untuk mendukung realisasi tujuan tersebut, Yoki menyatakan PIS telah menerapkan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi produksi emisi karbon di seluruh bidang usaha.

Misalnya pengembangan teknologi perangkat hemat energi, pengembangan struktur kapal ramah lingkungan, dan pengembangan teknologi dualfuel yang meningkatkan efisiensi konsumsi bahan bakar kapal hingga 30 persen.

Ia mengungkapkan, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang maritim, dirinya sangat memahami dampak negatif dari ketegangan tersebut.

“Kami merasakan pentingnya untuk terus beradaptasi di tengah situasi yang semakin tidak menentu,” kata Yoki.

Selain itu, ia mengatakan ketegangan akibat agresi militer Rusia berdampak besar pada rantai pasokan energi global. Sebagai tanggapan, negara-negara Uni Eropa menerapkan kebijakan yang membatasi pergerakan kapal Rusia.

Kebijakan ini menyebabkan peningkatan signifikan aktivitas kapal hantu, yaitu kapal yang beroperasi dengan Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) dimatikan, sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk menentukan keberadaan kapal.

Hal ini tentu saja meningkatkan risiko kecelakaan di perairan internasional. PIS, lanjut Yoki, secara rutin menerapkan berbagai sistem verifikasi untuk mengetahui secara jelas latar belakang kapal yang disewa dari pihak ketiga.

“Dalam proses pembelian kapal sewaan, kami memeriksa riwayat kepemilikan kapal, termasuk riwayat operasional dan reputasi pemohon. PIS juga secara berkala memantau potensi risiko dan melakukan langkah mitigasi yang harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Yoki Lagi. .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *