Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

OJK seimbangkan kebijakan pengembangan tokenisasi demi inklusivitas

Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya menyeimbangkan “angin dan peluang” kebijakan dalam pengembangan indeks untuk meningkatkan investasi masyarakat, khususnya pada sektor surat utang, emas, dan real estate.

Kepala Departemen Regulasi dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto Djoko Kurnijanto di Jakarta, Sabtu, mengatakan keseimbangan antara inovasi dan regulasi penting untuk memastikan kemajuan perkembangan teknologi blockchain di Indonesia, termasuk tokenisasi.

“Area standar akan mendukung pertumbuhan kripto dan blockchain. Di sisi lain, jangan biarkan rem berjalan tanpa udara karena kita membutuhkan layanan yang cepat, efisien dan transparan, dan (e) akan terjawab oleh teknologi blockchain,” katanya.

Ia memperkirakan teknologi ini akan digunakan secara luas di seluruh wilayah dunia, terutama metode tokenisasi yang dapat meningkatkan uang dan integrasi layanan keuangan.

Dengan cara ini, aset dapat dibagi menjadi jumlah yang lebih kecil sehingga investor dapat membeli preminya.

Faktanya, indeksasi meningkatkan likuiditas dan partisipasi karena investor dapat membeli dalam jumlah yang lebih kecil karena aset dapat dibagi, katanya.

Dalam laporan bertajuk “Peluang Tokenisasi Aset Indonesia” yang dirilis oleh BRI Ventures (BVI), Saison Capital, D3 Labs dan Tiger Research, permintaan aset tokenized di Indonesia diperkirakan akan mencapai Rp 1,390 triliun pada tahun 2030.

Salah satu bank milik negara, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), kini mulai melirik potensi token tersebut.

Bekerja sama dengan perusahaan platform terkemuka, D3 Labs, BTN menyiapkan produk pertama untuk investasi real estate Indonesia melalui inisiatif Real Estate Investment Fund (DIRE).

Direktur Manajemen Risiko BTN Setiyo Wibowo mengatakan penerapan benchmarking pada sektor perumahan akan berdampak lebih besar terhadap kontribusi sektor tersebut terhadap pertumbuhan perekonomian negara.

Ia mencontohkan bagaimana tokenisasi ATMR dapat mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis pemerintah seperti tujuan membangun tiga juta rumah per tahun, karena akan menghasilkan uang yang banyak.

“Melalui benchmarking, dimungkinkan untuk mengakses instrumen seperti sekuritas berbasis hipotek (MBS) untuk mendukung kedalaman dana,” ujarnya.

Tigran Adhiwirya, CEO D3 Labs, mengatakan penerapan proses tokenisasi dapat memberikan nilai tambah yang nyata bagi industri keuangan, khususnya dalam hal aksesibilitas dan integrasi.

“Mengingat tingginya permintaan pasar terhadap solusi tokenisasi dan dukungan terhadap kemajuan blockchain, termasuk penerapan legal sandbox, maka masih banyak potensi pengembangan tokenisasi di Indonesia,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *