Jakarta (ANTARA) – Menteri Perencanaan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy menilai stabilitas keamanan penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“(Dalam hal ini, pemberantasan terorisme menjadi salah satu elemen utama pembangunan nasional,” ujarnya dalam pertemuan dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Bappenas dan BNPT perkuat sinergi pemberantasan terorisme yang merupakan langkah awal kerja keras lima tahun ke depan.
Rachmat juga memuji peran BNPT sebagai lembaga pengawas terdepan dalam pemberantasan terorisme di Indonesia.
“Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menjamin stabilitas keamanan nasional yang merupakan faktor penting dalam mencapai kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi,” kata pejabat Bappenas.
Saat ini, Bappenas juga mendukung pembentukan pusat kesiapsiagaan melawan terorisme nasional yang akan dibentuk pada tahun 2025. Pusat ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan masyarakat dan mencegah ancaman terorisme.
“Kami yakin dengan sinergi yang kuat antara dunia usaha, industri, masyarakat, dan mitra internasional, kita dapat mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan lebih sejahtera,” kata Menteri Rencana Strategis Nasional.
Komisaris Besar Polisi (Komjen Pol) Eddy Hartono dari BNPT menekankan pentingnya kerja sama lintas sektoral dan kerja sama internasional terkait ancaman internasional, terkait isu teroris asing, termasuk warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Diskusi dengan Bappenas mencakup pembahasan berbagai langkah perencanaan seperti penyiapan lahan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan alat dan pemetaan wilayah yang terkena dampak radikalisasi.
Strategi kontra-radikalisasi seperti kontra-narasi, kontra-propaganda, dan kontra-ideologi disebut-sebut menjadi jantung dalam memerangi penyebaran paham radikal.
“Deradikalisasi akan kita wujudkan dengan pendekatan holistik, baik terhadap narapidana dan mantan narapidana, serta individu atau kelompok swasta yang terpapar radikalisme,” kata Eddy.
Leave a Reply