Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PM Lebanon sambut kesepakatan gencatan senjata Hizbullah-Israel

Beirut (Antara) – Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menyambut baik kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada Selasa (26-11) malam antara Israel dan Hizbullah.

Mikati meminta Israel untuk sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian dan menarik diri dari seluruh wilayah Lebanon yang masih diduduki.

Hal itu diungkapkan Mikati usai percakapan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Biden sebelumnya mengumumkan bahwa Lebanon dan Israel telah menyetujui gencatan senjata yang akan berlaku mulai Rabu pukul 04.00 waktu setempat (09.00 WIB).

Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), Mikati berterima kasih kepada Biden atas dukungan AS untuk Lebanon, serta upaya utusan khusus AS Amos Hochstein dalam menengahi perjanjian gencatan senjata.

“Kami menyambut baik keputusan untuk mengakhiri pertempuran di Lebanon dengan bantuan AS dan Perancis dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata,” kata Mikati.

“Perjanjian ini…merupakan perkembangan penting untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di Lebanon dan memungkinkan warga sipil yang kehilangan tempat tinggal untuk kembali ke rumah dan kota mereka, sehingga berkontribusi terhadap stabilitas kawasan,” tambahnya.

Mikati menekankan komitmen pemerintahnya terhadap implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Resolusi tersebut menyerukan penguatan kehadiran Angkatan Bersenjata Lebanon di wilayah selatan dan kerja sama dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

Ia menyerukan “semua negara dan organisasi internasional untuk mengambil tanggung jawab dalam mendukung upaya ini.”

Selain itu, Mikati meminta Israel untuk “sepenuhnya mematuhi perjanjian gencatan senjata dan menarik diri dari seluruh wilayah Lebanon yang diduduki sesuai dengan resolusi 1701.”

Pada tahun 2006 11 Agustus mengadopsi Resolusi 1701 yang menyerukan penghentian total permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

Resolusi tersebut menyerukan pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, tidak termasuk tentara Lebanon dan UNIFIL.

Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon.

“Kabinet Keamanan malam ini menyetujui 10-1 proposal Amerika Serikat untuk perjanjian gencatan senjata di Lebanon,” kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

“Israel menghargai kerja sama Amerika Serikat dalam proses ini dan mempertahankan haknya untuk bertindak melawan segala ancaman terhadap keamanannya,” kata pernyataan itu.

Sebagai bagian dari konflik berkepanjangan sejak perang Gaza tahun lalu, Israel meningkatkan serangan udara di Lebanon dengan dalih menargetkan Hizbullah.

Menurut pejabat kesehatan Lebanon, serangan Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 3.760 orang, melukai hampir 15.700 orang, dan membuat sedikitnya satu juta orang mengungsi.

Konflik meningkat setelah Israel melancarkan serangan darat di Lebanon selatan pada 1 Oktober tahun ini.

Sumber: Anadolu

Pengungsi Suriah, kelompok yang terkena dampak konflik antara Hizbullah dan Israel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *