Jakarta (ANTARA) – Arsenal kembali meraih kemenangan melalui bola mati atau set-piece untuk mengalahkan Manchester United 0-2 saat kedua tim bertemu dalam laga Liga Inggris pada Kamis dini hari WIB.
Kedua gol Arsenal ke gawang MU tercipta dari sepak pojok.
Liga Inggris mencatat Arsenal telah mencetak 41 gol dari sepak pojok di kompetisi tersebut sejak musim panas 2021 hingga saat ini. Tidak ada klub lain di Inggris yang mampu mendekati angka tersebut dalam periode yang sama.
Keinginan Arsenal untuk menggunakan bola mati tidak lepas dari keputusan mereka merekrut Nicolas Jover, pria kelahiran Jerman dengan profesi yang jarang terdengar di dunia sepak bola, yaitu pelatih bola mati.
Jover bergabung dengan Arsenal pada tahun 2021 atas permintaan khusus dari pelatih “London Cannon” Mikel Arteta.
Debut Arteta bersama Jover terjadi pada 2019 di Manchester City. Saat itu, Arteta yang masih menjadi asisten pelatih Josep “Pep” Guardiola merekomendasikan Jover ke City.
Arteta terkesan dengan penampilan Jover di Brentford antara 2016-2019. Brentford yang saat itu masih berada di Divisi Championship memiliki rekor mencetak gol yang bagus di bawah asuhan Jover, dimana ia mencetak 46 gol.
Pada Juli 2019, Jover bergabung dengan Manchester City.
Meski kiprah Arteta di City tidak berlangsung lama karena ahli taktik asal Spanyol itu pindah ke Arsenal untuk menjadi pelatih kepala, Jover tetap menampilkan performa impresif sebagai perancang bola mati.
Antara 2019 dan 2021 di Manchester City, Jover menambah jumlah gol “The Citizens” dari bola mati.
Berdasarkan statistik Liga Inggris, pada musim 2018-19 atau sebelum kedatangan Jover, Manchester City hanya mampu mencetak 11 gol dari bola mati dalam satu musim.
Pada musim berikutnya, debut Jover City, ia mampu menambah gol Manchester City dari bola mati menjadi 17 gol per musim dan 13 gol pada musim 2020-2021.
Bek Arsenal Gabriel Magalhaes merayakan gol bersama rekan setimnya Bukayo Saka saat pertandingan Liga Champions antara Sporting CP dan Arsenal FC di Stadion Jose Alvalade di Lisbon pada 26 November 2024. (Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP) (AFP/ PATRICIA DE MELO LEBIH)
Jover pun membuat pertahanan City semakin kokoh menghadapi bola mati lawan.
Ia mampu memperkecilnya dari sembilan gol awal saat menerima set-up serangan menjadi tujuh gol pada musim 2019-2020 dan lima gol pada musim 2020-2021.
Masa jabatan Jover selama dua musim membuat City memenangkan satu trofi Liga Premier dan dua Piala Liga.
Jover tidak memperbarui kontraknya dengan Manchester City, memilih untuk bergabung kembali dengan Arteta di Arsenal mulai Juli 2021.
“Saya pikir kami membutuhkan seseorang yang ahli dalam bola mati. Saya sudah mengenal Nico (Nicolas Jover red). Dia punya pengaruh yang sangat kuat di tim,” kata Arteta setelah Jover bergabung dengan Arsenal.
Arteta memberikan tugas khusus kepada Jover, yakni bagaimana memadukan situasi bola mati dan permainan terbuka dalam pertandingan lalu memaksimalkannya untuk meraih kemenangan.
Alhasil, dalam tiga musim membela Arsenal pada 2021-22 hingga 2023-24, Jover berhasil meningkatkan kemampuan bola mati Meriam London.
Pada musim 2020-2021 dan 2023-2024, Arsenal total mencetak 51 gol dari bola mati, dengan rincian 16 gol pada musim 2021-22, 15 gol pada musim 2022-2023, dan 20 gol pada musim 2023-2023. di musim.
Siapa Nicolas Jover?
Lahir di Berlin, Jerman dan besar di Prancis, Nicolas Jover tidak memiliki pengalaman sepak bola profesional.
Ia mengembangkan keterampilan olahraganya di universitas, dan menyelesaikan studi pendidikan tingginya di Universitas Sherbrooke di Quebec, Kanada, yang berafiliasi dengan Universitas Montpellier di Perancis.
Menurut laporan The Athletic, Jover adalah pemain amatir untuk tim sepak bola Universitas Sherbrooke sebelum diangkat menjadi asisten oleh pelatih universitas Richard Pierre-Gilles.
Di sana, Jover yang sudah tertarik memaksimalkan bola mati, atas izin Pierre-Gilles, melakukan beberapa eksperimen strategis dengan satu tujuan yakni gol.
“Dia mengembangkan beberapa strategi, menggambar empat atau lima model berbeda, termasuk arah dan urutan lari. Awalnya saya sedikit skeptis, tapi ternyata dia memadukan budaya Amerika Utara dan sepak bola Eropa. Kami menyebutnya ‘piste’,” kata Pierre-Gilles.
Setelah menyelesaikan masternya di bidang olahraga, Jover menjadi direktur teknis pertama klub amatir Dynamik de Sherbrooke.
Di Dynamik, Jover melakukan pekerjaannya dengan baik dan mengubah klub menjadi klub profesional.
Di mata rekan-rekannya, Jover merupakan sosok pendiam yang tidak ingin menjadi pusat perhatian. Namun, kepalanya penuh dengan ide dan tak segan-segan ia ungkapkan kepada pelatih yang lebih berpengalaman darinya.
Pada tahun 2009, Jover dipekerjakan sebagai analis video untuk klub Liga Prancis Montpellier dan bertahan di sana hingga tahun 2016. Di sela-sela rutinitasnya di Montpellier, Jover telah mempelajari set tersebut secara detail sejak 2012.
Bek Arsenal Jurrien Timber saat pertandingan Liga Champions Arsenal vs Inter Milan pada 6 November 2024 di Stadion San Siro di Milan. Timber mencetak salah satu gol saat Arsenal mengalahkan Manchester United 2-0 di Liga Premier pada 4 Desember. , 2024. (Foto: Marco BERTORELLO / AFP) (AFP/MARCO BERTORELLO)
Baru setelah dia pindah ke Brentford pada tahun 2016, Jover mendapatkan ide mendetail untuk set tersebut. Saat itu, Brentford membutuhkan pelatih bola mati baru untuk menggantikan Gianni Vio, pria asal Italia yang dipercaya sebagai pionir permainan bola mati. seorang pelatih
Saat menerapkan strategi bola mati di Brentford, Jover menggunakan video untuk menyoroti kelemahan lawan.
Setelah itu, ia berlatih bersama para pemain di lapangan. Tiga atau empat variasi set piece disempurnakan setiap minggunya. Brentford pun memasang model tersebut di dinding ruang ganti agar para pemain tidak lupa.
Hasilnya, seperti disebutkan sebelumnya, Brentford berhasil mencetak 46 gol dalam tiga musim Jover.
Kerja keras Jover di musim 2024-25 sangat diharapkan oleh para pendukung Arsenal yang ingin tim kesayangannya menjadi juara liga.
Arsenal terakhir kali menjuarai Liga Inggris pada musim 2003/2004. Dalam dua musim terakhir yakni musim 2022/2023 dan 2023/2024, tim besutan Mikel Arteta hampir saja meraih gelar juara Liga Inggris.
Saat itu, keinginan Arsenal untuk menjadi yang terbaik di liga selalu digagalkan oleh Manchester City yang berhasil meraih gelar juara di dua musim tersebut.
“Dengan kualitas skuad, kami tahu Arsenal bisa menjuarai Liga Inggris. Namun untuk itu, Anda harus tenang,” kata pemain sayap Arsenal Gabriel Martinelli.
.
Leave a Reply