MOSKOW/TEHRAN (ANTARA) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menelepon Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu (30/11) untuk membahas situasi di Suriah, menyatakan keprihatinan atas eskalasi konflik di Suriah.
– Selama pembicaraan, kedua belah pihak menyatakan keprihatinan mendalam atas peningkatan berbahaya situasi di Suriah sehubungan dengan serangan teroris oleh kelompok bersenjata di provinsi Aleppo dan Idlib, kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Melalui pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia kembali menegaskan dukungannya terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
Kedua menteri luar negeri sepakat tentang perlunya mengintensifkan upaya bersama untuk menstabilkan situasi di Suriah.
Selain itu, kedua menlu sepakat bahwa situasi di Suriah harus segera dikaji secara komprehensif dalam kerangka format Astana.
Araghchi juga menyebut peningkatan aktivitas kelompok teroris di Suriah sebagai bagian dari rencana Amerika-Israel untuk mengacaukan stabilitas Asia Barat.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan kedua diplomat sepakat diskusi mengenai perkembangan di Suriah sebaiknya dilakukan dalam format Astana yang dihadiri tiga pihak, termasuk Türkiye.
Kedua belah pihak, kata Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan dukungan kuat terhadap kedaulatan nasional dan integritas wilayah Suriah, serta mendukung pemerintah dan tentara negara tersebut dalam memerangi kelompok teroris.
“Mereka menyatakan perlunya mempertimbangkan masalah ini dalam kerangka proses Astana dan perlunya koordinasi antara Iran, Rusia dan Turki – tiga negara penjamin (format Astana),” kata kementerian melalui Telegram.
Format perundingan Astana diluncurkan pada tahun 2017, dengan Rusia, Iran, Turki sebagai negara penjamin proses penyelesaian krisis di Suriah.
Format tersebut juga mencakup perwakilan pemerintah dan oposisi Suriah, PBB, serta Yordania, Lebanon, dan Irak sebagai negara pengamat.
Sumber: Sputnik-OANA
Pengungsi Suriah, kelompok yang terkena dampak konflik Hizbullah-Israel
Leave a Reply