Jakarta (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso bertemu dengan Presiden dan CEO United States-ASEAN Business Council (US-ABC) Ted Osius dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Lakhdir untuk membahas pengembangan dan penguatan kerjasama ekonomi antara ASEAN dan Amerika Serikat. Amerika Serikat (Amerika Serikat).
Budi mengatakan kerja sama di bidang keberlanjutan, konektivitas, dan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital (DEFA) sangat membantu dalam menciptakan peluang bisnis bagi pengusaha di kedua sisi.
Ia juga menegaskan, Indonesia juga menyambut baik berbagai diskusi mengenai pembukaan peluang bisnis di bawah bendera US-ABC.
“Hubungan Indonesia-US-ABC merupakan platform penting untuk mendorong dialog publik-swasta mengenai berbagai isu digital, termasuk praktik terbaik dan peluang terkait keamanan siber, kecerdasan buatan, dan tata kelola data,” kata Budi dalam keterangannya, Jumat di Jakarta. .
Budi juga mengatakan Indonesia mengapresiasi diskusi terbuka dengan berbagai perusahaan swasta.
Di ASEAN dan Amerika Serikat.
Kami berharap kerja sama dengan US-ABC akan menciptakan peluang bisnis baru dan berupaya menuju pembangunan inklusif dan berkelanjutan di kawasan.
Terkait keberlanjutan, Budi menekankan perlunya strategi regional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di ASEAN. Ia juga menyoroti peran sentral Jaringan Listrik ASEAN (APG) dalam agenda pembangunan berkelanjutan ASEAN.
Hal ini disebabkan oleh pentingnya peran energi hijau dan terbarukan dalam membangun masa depan berkelanjutan di kawasan.
“Kerja sama penting dalam penerapan kerangka ekonomi sirkular ASEAN dan strategi netralitas karbon. Upaya keberlanjutan ini tetap menjadi yang terdepan dalam strategi ekonomi ASEAN,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Budi juga menyoroti komitmen ASEAN untuk memperkuat inovasi, daya saing, dan ketahanan rantai pasokan kawasan. Ia juga meminta ASEAN dan Amerika Serikat untuk bekerja sama dalam aspek rantai pasok di berbagai industri.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa inisiatif konektivitas rantai pasokan memberikan hasil yang berarti bagi dunia usaha dan masyarakat.
Terkait isu DEFA, Budi memuji US-ABC yang telah menyelenggarakan lokakarya tentang perlakuan non-diskriminatif terhadap produk digital bagi para negosiator di sela-sela pertemuan DEFA ke-7.
“Lokakarya ini akan memperkuat komitmen ASEAN terhadap pasar digital yang terintegrasi, menetapkan kebijakan perdagangan yang adil dan kompetitif, serta mendorong inovasi dan inklusi di kawasan,” kata Mendag.
Pada tahun 2023, total perdagangan antara ASEAN dan Amerika Serikat akan berjumlah $395,9 miliar. Nilai tersebut menjadikan Amerika Serikat sebagai mitra dagang terbesar kedua ASEAN.
Ekspor utama ASEAN ke Amerika Serikat mencakup peralatan
Telepon bernilai hingga $32,2 miliar, mesin pengolah data otomatis dan unitnya ($16,2 miliar), sirkuit terpadu elektronik ($16,01 miliar), semikonduktor perangkat elektronik ($15,6 miliar) dan furnitur lain serta bagiannya ($9,14 miliar).
Sementara itu, impor terbesar AS dari ASEAN meliputi jet, turboprop, dan turbin gas lainnya, senilai US$13,2 miliar; minyak mentah ($13,04 miliar); sirkuit terpadu elektronik ($9,3 miliar); peralatan penerbangan dan luar angkasa ($5,8 miliar); dan pesawat terbang dan helikopter ($5,4 miliar).
Leave a Reply