Jakarta (ANTARA) – Institute of National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan terus mengembangkan potensi Indonesia National Single Window (INSW) untuk memperkuat ekosistem logistik tanah air.
INSW adalah sistem elektronik yang dirancang untuk memfasilitasi proses perdagangan dan logistik internasional di Indonesia.
Sistem ini memungkinkan pelaku usaha dan pemerintah mengelola dokumen kepabeanan, perizinan, dan dokumen komersial lainnya secara terpadu melalui satu pintu (satu jendela).
“INSW mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut guna memperkuat logistik nasional di masa depan,” kata Kepala LNSW Oza Olavia saat jumpa media di Jakarta, Jumat.
Sejauh ini penerapan INSW berjalan melalui koordinasi dengan 18 kementerian/lembaga (K/L). Upaya sinkronisasi ini mencakup integrasi dokumen yang diterbitkan masing-masing pihak terkait, seperti izin antarlembaga.
Misalnya, jika perizinan impor memerlukan persetujuan teknis dari lembaga tertentu, proses ini kini terhubung dengan sistem INSW.
Semua izin tersebut dapat dikelola secara terintegrasi dan prosedural, sehingga memudahkan layanan bagi pengguna.
“Prinsipnya kami akan terus berkoordinasi untuk mempersingkat durasi kunjungan. Bukan hanya waktu, tapi juga biayanya. Kami ingin melihat bagaimana profiling yang dilakukan oleh kementerian/otoritas lain, salah satunya dari Direktorat Jenderal Bea Cukai. dan Sisa (DJBC),” ujarnya.
Menurut Oža, Kementerian Perdagangan (Kemendag) merupakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang paling aktif terlibat dalam penerbitan izin. Kementerian/lembaga lain yang juga aktif adalah Kementerian Perindustrian (Kemenperina), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Lingkungan Hidup. dan Kehutanan (KLHK).
Penguatan INSW ke depan mencakup penguatan single maritim window yaitu integrasi pelayanan pelabuhan sesuai amanat International Maritime Organization (IMO).
Oza juga menekankan perlunya dikembangkan mekanisme penelusuran dan penelusuran barang dan dokumen yang menjadi salah satu parameter penilaian Logistics Performance Index (LPI). Pemantauan melalui layanan transportasi antar pulau juga harus ditingkatkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas distribusi barang di tingkat nasional.
Selain itu, layanan NLE juga harus mengoptimalkan cakupan business-to-goverment (B2G), Government-to-Government (G2G), dan business-to-business (B2B). INSW juga akan dikembangkan untuk mendukung program perdagangan digital. Agar perdagangan digital dapat berfungsi, Anda memerlukan portal untuk menerima data terkait perdagangan digital.
“Saat ini sudah banyak program yang berkaitan dengan perdagangan internasional, seperti e-invoice, e-B/L dll. “Kami masih berkoordinasi bagaimana cara mendapatkan data ini,” kata Kepala LNSW.
LNSW juga akan mengoptimalkan berbagai teknologi canggih seperti AI, analisis data, machine learning, dan blockchain dengan harapan data yang terkandung di dalamnya dapat diolah menjadi informasi penting bagi ekosistem logistik di Indonesia.
Leave a Reply