Beijing (ANTARA) – Pemerintah China merespons ancaman Presiden terpilih AS Donald Trump yang mengumumkan akan mengenakan tarif 100 persen terhadap negara-negara BRICS jika tidak membatalkan rencana penggunaan mata uang alternatif selain dolar AS.
“Sebagai ‘platform’ kerja sama yang penting bagi pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang, BRICS menjunjung tinggi keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan daripada memblokir konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok. . pada konferensi pers di Beijing, Selasa.
Pada hari Sabtu (30 November), Donald Trump menulis di platform media sosialnya Truth Social bahwa “Gagasan bahwa negara-negara BRICS sedang mencoba untuk menjauh dari dolar dan kita hanya duduk dan menonton sudah berakhir.”
“Kita memerlukan komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang BRICS baru atau mendukung mata uang lain yang menggantikan dolar AS,” kata Trump.
Trump melanjutkan bahwa jika BRICS menerapkan rencana tersebut, negara-negara ini akan dikenakan tarif 100 persen dan harus “mengucapkan selamat tinggal pada penjualan produk mereka ke perekonomian AS.”
Dia menekankan bahwa negara mana pun yang ingin menggantikan dolar AS dalam perdagangan internasional akan “mengucapkan selamat tinggal kepada Amerika.”
Lin Jian menekankan bahwa tujuan BRICS adalah mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan bersama.
“Tiongkok siap melanjutkan kerja sama dengan mitra-mitra BRICS untuk memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia yang seimbang dan stabil,” tambah Lin Jian.
BRICS didirikan pada tahun 2009, dan anggotanya termasuk Brasil, Rusia, India dan Tiongkok, serta Afrika Selatan, yang bergabung pada tahun 2011, dan akronimnya dibuat dari huruf pertama negara anggota.
Blok tersebut kini telah berkembang hingga mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, yang bergabung pada Desember 2023, namun kelompok tersebut memilih untuk tetap mempertahankan nama BRICS.
Arab Saudi dilaporkan belum meresmikan partisipasinya namun telah berpartisipasi dalam pertemuan BRICS.
Mulai 1 Januari 2024, Rusia menjadi ketua bergilir blok tersebut. Tahun ini diawali dengan masuknya anggota baru ke dalam asosiasi tersebut, dan Indonesia pun menyatakan kesediaannya untuk bergabung dengan BRICS.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara BRICS telah meningkatkan upaya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS untuk perdagangan internasional.
Mereka ingin menggunakan mata uang mereka sendiri untuk mematahkan hegemoni dolar dalam perdagangan internasional.
Secara kolektif, populasi BRICS mencakup 43 persen populasi dunia. Nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan dunia. BRICS juga menyumbang seperempat perekonomian dunia dan menyumbang seperlima perdagangan global.
Leave a Reply