Jakarta (Antara) – Program Pengembangan Wasit IBL memberikan wadah bagi 53 wasit bola basket untuk mengembangkan keterampilannya dan bersiap memimpin Liga Bola Basket Indonesia (IBL), termasuk kesempatan mengelola kompetisi yang terbuka dan sehat di antara pertandingan IBL.
Salah satu peserta proyek, Wasit Rahmad Bagkar dari DKI Jakarta, mengomentari pentingnya kompetisi antar wasit untuk meningkatkan standar kepemimpinan di liga.
“Wasit juga harus punya tujuan. Di IBL, wasit harus bisa bersaing memperebutkan posisi memimpin pertandingan reguler. Belum lagi babak playoff. Jika hanya ada 30 wasit di liga, menentukan babak playoff tidak akan sulit. Untuk mewujudkannya,” kata Rahmad di laman IBL.
Dia melanjutkan: “Namun. Jika jumlah juri bertambah Mereka akan memperebutkan posisi teratas di babak playoff. Ini sangat bermanfaat juga bagi wasit di Indonesia.”
Menurut Rahmad, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah perbedaan kualitas antara wasit elite FIBA dengan wasit di level bawah. Ia melihat program ini sebagai langkah penting untuk menutup kesenjangan tersebut.
Dia berkata: “Saya pikir ada kesenjangan besar antara kualitas wasit top FIBA dan wasit di bawahnya. “Jaraknya cukup jauh, sehingga sulit untuk menangkapnya.”
“Programnya bagus karena bisa meningkatkan jumlah wasit yang berkualitas. Hal ini juga menciptakan faktor persaingan di antara para juri. “Khususnya wasit-wasit muda akan berpeluang menjaring wasit-wasit terbaik FIBA.”
Rahmad menambahkan, hingga saat ini persaingan di turnamen papan atas IBL masih cukup rendah. Ia berharap proyek ini akan menghasilkan lebih banyak wasit berkualitas yang mampu bersaing memperebutkan posisi tersebut.
Rahmad juga berpesan agar program latihan seperti itu tidak hanya dilakukan sebelum pertandingan liga. Tapi itu harus dilakukan saat jeda antara pertandingan musim reguler dan *Playoff*
Dia menyimpulkan: “Evaluasi setelah musim reguler dan perbarui pengetahuan baru menjelang babak playoff.”
Leave a Reply