Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Cegah korupsi sejak dini dengan terapkan nilai kejujuran di keluarga

Jakarta (ANTARA) – Psikolog klinis anak lulusan Universitas Ratih Zulhakki S.Psi M.Psi Indonesia mengatakan perlunya penanaman pentingnya kejujuran dalam keluarga untuk menanamkan pendidikan antikorupsi pada anak sejak kecil. usia muda.

Misal dia berani mengakui kesalahannya, lalu ketika dia melakukan kesalahan, kita terima dulu apa yang dia lakukan lalu cari jalan keluarnya, agar kita tidak menghakimi dari awal, agar anak tidak melakukan kesalahan. . Anda memiliki kesempatan untuk memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu.” Sekarang dengan jujur, berani mengakui kesalahan,” kata Ratih kepada ANTARA, Kamis.

Ratih mengatakan pentingnya kejujuran perlu ditanamkan sejak kecil dan orang tua juga harus berusaha menerima apa yang dilakukan anaknya dengan jujur.

Selain itu, perlu juga ditanamkan rasa hormat terhadap hak milik dan tidak memaksa masyarakat untuk meminjam jika orang lain tidak mengizinkan.

Jadi ada hal yang benar-benar mengajarkan anak bahwa harta benda itu penting. Maklum, kita harus minta izin, dan kalau ada sesuatu yang bukan milik kita, kita tidak bisa sembarangan memegangnya,” ujarnya.

Psikolog yang bekerja di RS Mitra Keluarga ini mengatakan, orang tua bisa mendidik anaknya tentang dampak negatif korupsi dengan metode pengajaran yang sesuai usia, seperti slide dengan gambar atau buku yang menarik.

Orang tua juga harus memahami korupsi agar dapat memberikan contoh yang solid kepada anak-anaknya agar mereka lebih mudah memahami bahwa melakukan korupsi ada konsekuensinya.

Misalnya saja dengan memberikan contoh perbuatan korupsi sederhana yang dilakukan sehari-hari seperti kecurangan, korupsi waktu yaitu anak tidak pulang tepat waktu padahal diminta pulang tepat waktu, atau korupsi uang ketika mereka tidak sampai di rumah. pulang tepat waktu. memenuhi mandat pemberian hadiahnya.

Soal perilaku yang dilakukan, mungkin kalau bersenang-senang, kebahagiaannya hanya sementara, tapi ada akibat lain, orang tua bisa sering-sering membicarakan masalah ini dengan anaknya, jelas Ratih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *