Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Praktisi kesehatan sebut obat tramadol jadi pemicu remaja berkelahi

JAKARTA (ANTARA) – Dokter kesehatan masyarakat dr Nagbila Selma menyebut tramadol (obat golongan G) menjadi salah satu penyebab remaja cenderung berkelahi.

Tramadol dapat menimbulkan dampak buruk bagi remaja, sehingga dapat menimbulkan perkelahian atau pertengkaran di masa remaja karena efek tramadol yang agresif dan membuat ketagihan, kata Nagbila kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Kepala Pelayanan Medis RS Tamansari Jakarta Barat menjelaskan, Tramadol merupakan obat analgesik yang biasa digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Obat ini memiliki efek samping seperti narkotika karena mempengaruhi sistem saraf pusat dan dapat membuat ketagihan jika disalahgunakan.

Tramadol bekerja dengan mengubah cara otak merespons rasa sakit, menghasilkan efek euforia atau obat penenang. Paparan pada pengguna jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

Pengguna mungkin menjadi kecanduan dan mengalami gejala penarikan diri seperti kecemasan, nyeri otot, insomnia, atau kejang.

Tramadol juga dapat mempengaruhi emosi dan perilaku yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kimiawi di otak, karena penggunaan tramadol dapat meningkatkan risiko perubahan suasana hati yang ekstrem, termasuk agresi.

“Ketika obatnya habis, pengguna akan merasa gelisah atau tertekan sehingga dapat berujung pada perilaku agresif. Dampaknya dapat mengganggu hubungan sosial dan meningkatkan risiko konflik dengan keluarga atau teman,” kata Nagbila.

Efek lainnya serupa dengan narkoba yang tidak hanya menyebabkan ketergantungan dan agresi, tetapi juga menyebabkan halusinasi dan gangguan kognitif yang mengganggu pembelajaran, memori dan konsentrasi, sehingga mempengaruhi kinerja sekolah.

Menurut Nagbila, dampaknya lebih berbahaya bagi remaja karena masih dalam tahap perkembangan fisik dan emosional. Pada usia ini, anak masih dalam tahap eksplorasi dan suka mencoba hal baru tanpa memahami bahayanya.

Remaja seringkali mengalami tekanan dari teman sebaya, karena lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan mereka menggunakan tramadol sesuka hati, serta tidak mengetahui bahwa tramadol adalah salah satu jenis obat keras yang memerlukan resep dokter.

“Kewaspadaan dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk melindungi remaja dari risiko kecanduan tramadol dan efek samping lainnya. Mencegah kecanduan tramadol pada remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif,” ujarnya.

Nagbila meyakini sebagai bentuk pencegahan, negara, tenaga kesehatan, dan orang tua dapat melakukan edukasi pada remaja.

Orang tua dapat menciptakan komunikasi yang terbuka sehingga dapat menjelaskan bahwa tramadol dapat memberikan efek seperti obat jika disalahgunakan, termasuk risiko kecanduan, kerusakan organ, dan efek psikologis.

Berikan dukungan emosional dan lingkungan yang aman agar mereka tidak lari dari narkoba.

“Cari perubahan yang mencurigakan, seperti penurunan prestasi sekolah, perubahan teman, atau perilaku menarik diri,” katanya.

Hindari akses gratis terhadap obat-obatan keras di rumah. Pastikan obat-obatan seperti tramadol digunakan hanya sesuai petunjuk dokter dan diawasi serta disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak dan remaja.

Upaya dapat dilakukan untuk mengakses layanan konseling di sekolah atau komunitas bagi remaja yang membutuhkan dukungan dari pemerintah dan penyedia layanan kesehatan.

“Jika remaja menunjukkan tanda-tanda kecanduan, hubungi profesional seperti psikolog atau psikiater,” ujarnya.

Konseling dapat menjadi wadah untuk meningkatkan kesehatan mental dan memberikan kampanye anti narkoba, serta mengatasi perasaan cemas dan depresi.

Pemerintah dan petugas kesehatan juga dapat melakukan sejumlah tindakan positif, seperti olahraga, seni, atau organisasi masyarakat, untuk mengurangi risiko kecanduan narkoba.

“Selain itu, ketentuan hukum yang ketat harus diterapkan terhadap penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Namun, Anda akan lebih memilih rehabilitasi anak di bawah umur daripada hukuman berat,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *