KUALA LUMPUR (ANTARA) – Duta Besar RI Tawau Aris Heru Utomo mengimbau anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang menempuh pendidikan informal di Community Learning Center (CLC) di Tawau, Sabah, Malaysia, agar tidak mudah putus asa dengan wajah yang dihadapi. tantangan
Dalam keterangannya yang diterima di Kuala Lumpur, Rabu, Aris mengatakan, pihaknya meminta anak-anak pantang menyerah ketika kalah dalam penyelenggaraan Prestasi dan Seni (APSI) 2024 tingkat sekolah dasar (SD). Offline di KJRI Tawau.
Tayangan pertandingan sepak bola Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 antara Tim Nasional Indonesia (Timanas) melawan Jepang di Stadion Gloria Bong Karno (GBK), Jumat (15/11), di mana Garuda kalah telak 4-0 melawan Samurai. life (julukan tim Jepang), mengatakan kesuksesan tidak terjadi secara tiba-tiba.
Menurutnya, Jepang yang sudah tidak mengikuti Piala Dunia sejak 2002, meraih kesuksesan melalui program latihan panjang sejak kecil dan mengembangkan kurikulum dan lapisan sepak bola yang terintegrasi dari pusat hingga daerah dengan memasukkan seluruh aspek. terkait, termasuk keterlibatan orang tua.
Katanya, Aris, mereka bahkan menghubungkan sepak bola melalui manga kapten Tsubasa Ozura yang memperlihatkan upaya bocah itu untuk menjadi pemain sepak bola profesional yang meningkatkan standar olahraga.
Ia mengatakan manga Captain Tsubasa dimaksudkan untuk mendorong anak-anak Jepang menjadi pemain sepak bola. bahwa pekerjaan seorang pemain sepak bola tidak lebih baik dari yang lain.
Aris mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat yang melihat keberhasilan akademis hanya pada bidang akademik, namun tidak pada bidang non-akademik seperti penyanyi, penari, pelukis, dan atlet misalnya pemain sepak bola. Padahal, saat ini banyak profesi yang berkembang di masyarakat justru bersumber dari prestasi di bidang non-akademik.
Jika dulu banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi dokter, insinyur, pilot, tentara, polisi atau guru, kata dia, mereka tidak pernah bermimpi menjadi musisi, pemain sepak bola, apalagi YouTuber atau vlogger.
APSI merupakan kegiatan tahunan sejak tahun 2013 yang diselenggarakan oleh KJRI Tawau dan para guru CLC. Pada tahun 2024 ini, tidak kurang dari 407 pelajar dari 32 CLC wilayah kerja KJRI Tawau akan mengikuti 11 jenis perlombaan yaitu bercerita, membaca puisi, pidato, sains, matematika, puisi, menggambar, kebugaran jasmani. , seni kreasi, pancak silat dan tari berpasangan.
Tujuan dari proyek tersebut, kata Aris, adalah untuk meningkatkan keberhasilan dan potensi anak-anak SD yang mengikuti CLC di wilayah operasional KJRI Tawau yaitu Tawau, Kunak, Lahad Datu, Kalabakan dan Semporna.
Leave a Reply