Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kemkomdigi terapkan kebijakan seimbang terhadap teknologi AI

JAKARTA (Antara) – Melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah mengumumkan akan menerapkan kebijakan yang seimbang antara penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI), dengan tetap memastikan risiko yang ditimbulkannya dapat diminimalkan.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan dalam diskusi “Strategi Nasional Kecerdasan Buatan: Pendekatan Inovasi Profesional” “Kami berusaha memaksimalkan manfaat kecerdasan buatan dan meminimalkan risiko. Ini adalah pendekatan pertama yang akan kami lakukan. .” Acara tersebut diadakan di Jakarta pada hari Rabu.

Nazar mengatakan pemerintah Indonesia terus mengembangkan strategi penggunaan kecerdasan buatan, menjaga keseimbangan antara mendorong inovasi teknologi dan mengelola implementasinya secara cermat.

Dengan konektivitas internet yang kini mencapai 97% di wilayah perumahan dan penetrasi internet mencapai 80% dari total populasi, Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk merespons perkembangan teknologi AI, jelasnya.

Namun, tantangan terbesarnya, katanya, adalah memastikan bahwa teknologi digunakan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat maksimal tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui regulasi yang mendukung etika dan penggunaan kecerdasan buatan secara bijaksana, dimana Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dahulu bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komcomfo) menerbitkan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Berkomunikasi dan Berkomunikasi. Kecerdasan Buatan.

Dalam surat edaran tersebut, pemerintah menekankan beberapa poin penting terkait penggunaan kecerdasan buatan yang aman, transparan, dan bertanggung jawab.

Surat edaran ini menekankan beberapa aspek mendasar, termasuk pentingnya aspek keamanan dalam pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan.

Nizar mengatakan kebijakan yang diterapkan juga mengatasi risiko terkait penggunaan kecerdasan buatan, terutama di sektor kritikal seperti keuangan.

Dalam hal ini, pemerintah fokus pada regulasi yang dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif, seperti kesalahan data atau kerugian finansial, akibat penerapan AI yang tidak terkendali.

Dengan pendekatan yang hati-hati tersebut, Indonesia berharap dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendorong kemajuan di berbagai sektor, sekaligus memastikan bahwa teknologi tersebut tidak menimbulkan dampak negatif yang merugikan masyarakat.

Lebih lanjut, kebijakan tersebut bertujuan untuk menetapkan standar yang jelas mengenai penggunaan kecerdasan buatan tanpa menghambat pesatnya perkembangan inovasi.

“Dengan peraturan perundang-undangan yang dinamis dan perhatian terhadap pengembangan talenta digital, Indonesia bertekad untuk menjadi pemain aktif dalam ekosistem AI global,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga terus memantau perkembangan global dalam kebijakan dan regulasi AI.

Beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok sudah mulai menerapkan kebijakan yang fokus pada regulasi dan pengembangan kecerdasan buatan.

Nezar menegaskan, Indonesia tidak hanya ingin menjadi konsumen teknologi AI, tetapi juga menjadi pemain yang patut diperhitungkan, khususnya di kawasan Asia.

“Indonesia terus berupaya memperkuat infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Salah satunya dengan membangun pusat data nasional dan jaringan kabel optik, serta terus melakukan inovasi di bidang konektivitas,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *