Jakarta (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Digitalisasi terus mengambil langkah strategis untuk mendukung penyandang disabilitas, mulai dari mengembangkan program hingga menawarkan program literasi digital.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA, Selasa, mengatakan, “Kemcomdig berkomitmen menyediakan teknologi, aksesibilitas, dan konektivitas internet yang lebih tinggi dan adil bagi penyandang disabilitas.”
Meutya mengatakan, salah satu inisiatif utamanya adalah dengan mengintegrasikan prinsip inklusi ke dalam kebijakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yaitu melanjutkan aktif pengembangan perangkat dan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Perangkat dan aplikasi ini dirancang untuk mendukung penyandang disabilitas, seperti pengenalan suara atau otomatisasi teks.
Disabilitas juga memungkinkan penyandang disabilitas menjadi bagian dari staf lembaga publik.
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan platform layanan publik digital bagi lembaga publik yang lebih mudah bekerja bagi penyandang disabilitas, yaitu website komdigi.go.id.
Website ini memiliki fitur menu aksesibilitas yang dapat disesuaikan untuk berbagai disabilitas seperti gangguan motorik, penglihatan umum, dan buta warna.
Meutya mengatakan, langkah tersebut sejalan dengan prinsip pembangunan digital dalam Visi Digital Indonesia 2045 yang dikembangkan dengan mengedepankan inklusi, pemerataan akses digital, dan lingkungan digital yang aman bagi seluruh masyarakat.
“Penguatan kapasitas masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, untuk memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan menciptakan nilai tambah dari pemanfaatannya, serta keberlanjutan transformasi digital berdasarkan pemenuhan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya.
Kemkomdiggi telah mengambil kebijakan untuk mengeliminasi ruang-ruang kosong tersebut. Operator seluler dan pemerintah membangun infrastruktur telekomunikasi secara sinergis, termasuk dengan memanfaatkan spektrum frekuensi radio yang luas untuk meningkatkan efisiensi pembangunan.
Kemkomdigi juga memastikan penyandang disabilitas di daerah terpencil memiliki akses terhadap perangkat teknis yang lengkap, seperti pembaca layar, serta perangkat yang aman untuk digunakan sehari-hari.
Berbagai pelatihan dan program literasi digital yang ditujukan kepada penyandang disabilitas juga ditawarkan, antara lain kompetisi TIK bagi penyandang disabilitas yang mencakup empat kategori kompetisi, antara lain content writer, digital marketing, manajemen digital, dan digital PR.
Bagi para pemenang kompetisi ICT, Kemkomdigi memberikan kesempatan untuk mengikuti studi banding di luar negeri dan bertukar ilmu yang bertujuan untuk mempelajari implementasi aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di negara lain.
Selain itu, ada pelajaran podcast untuk penyandang disabilitas. Ada pula program Digital Empowerment Indonesia yang bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024, termasuk kelompok penyandang disabilitas.
Kementerian juga menyediakan rumah digital bagi penyandang disabilitas untuk mempelajari cara menggunakan perangkat, memahami aplikasi dan memanfaatkannya secara maksimal, serta mengembangkan aplikasi ramah disabilitas.
Meutya menambahkan, Kementerian Komunikasi dan Teknologi saat ini sedang dalam proses menyusun kebijakan standar situs web pemerintah untuk diterapkan oleh seluruh instansi/kementerian/lembaga yang mengatur standar aksesibilitas situs web bagi penyandang disabilitas.
Kemcomdigi melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) telah bermitra dengan Komnas Disabilitas untuk melaksanakan program pendidikan bagi penyandang disabilitas.
“Pada tahun 2024, BPSDM akan menyelenggarakan pelatihan khusus bagi 1.000 penyandang disabilitas yang dilaksanakan di seluruh UPT,” kata Menteri Komunikasi dan Pendidikan Tinggi Meutya Hafid.
Leave a Reply