Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, prof. Ph.D. Rose Mini Agoes Salim M.Psi mengatakan, dukungan dari lingkungan sangat diperlukan dalam masa pencarian jati diri pada remaja transisi menuju dewasa.
“Ketika remaja seperti ini mengalami kesulitan, mereka juga mengalami masalah penyesuaian diri, banyak sekali permasalahan yang harus diselesaikan oleh remaja agar jiwa atau dirinya dapat merasakan kemajuan,” kata seorang guru bernama Romi kepada ANTARA, Selasa.
Romi mengatakan, saat ini remaja sedang mengalami masa-masa sulit dalam perkembangan kognitifnya yang terkadang tidak seimbang dengan pertumbuhan fisiknya. Oleh karena itu, remaja mengalami kecemasan saat mereka menyesuaikan diri pada masa transisi menuju masa dewasa.
Oleh karena itu, remaja perlu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan bertemu dengan orang-orang tertentu guna menentukan arah jati dirinya dan memecahkan masalah penyesuaian diri.
Baca Juga: Kecemasan pada Remaja Bisa Berkali-kali Lipat Dibandingkan Orang Dewasa Baca Juga: Gagasan Mengakhiri Hidup Bisa Terdeteksi pada Remaja “Pada masa ini sebaiknya kamu bertanggung jawab menyelesaikan tugas perkembanganmu, mencari teman bergaul, mencari peluang untuk mengidentifikasi, “Makanya kadang pakai identitas grup musik dan sebagainya,” kata Romi.
Terkait kasus pembunuhan remaja terhadap ayah dan nenek, Romi mengatakan remaja juga bisa mengalami halusinasi akibat persepsi salah yang didapat dari lingkungan sehingga berujung pada tindakan tidak rasional.
Kejadian ini mungkin juga disebabkan oleh dampak stres yang dialami remaja karena masalah penyesuaian diri atau kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak dapat mereka bagikan kepada orang lain, termasuk keluarga.
Halusinasi juga terjadi jika misalnya anak demam tinggi, atau halusinasi tersebut disebabkan oleh misalnya stres yang mengakibatkan depresi, ada sesuatu yang dia rasakan atau khawatirkan, misalnya tidak pernah diketahui, katanya. pepatah.
Namun, ia mengatakan, perasaan cemas yang berujung pada tindakan negatif tidak serta merta terjadi pada semua remaja, melainkan karena perkembangan kognitifnya masih antara masa kanak-kanak dan dewasa. Baca juga: Remaja Depresi Lebih Peka Terhadap Kritik Orang Tua. Baca juga: Pengalaman positif di masa kecil menurunkan risiko depresi di masa remaja.
Leave a Reply