Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Telkom Indonesia berkomitmen menuju emisi nol pada 2060

Jakarta (Antara) – Telkom Indonesia berkomitmen membangun masa depan berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang berdampak positif bagi masyarakat melalui solusi dan layanan inovatif.

Untuk membantu pemerintah mencapai nol emisi pada tahun 2060, Telkom Indonesia memimpin kampanye Go Zero yang mencakup tiga pilar ESG, yaitu planet kita, sumber daya manusia, dan bisnis kita.

“Telkom saat ini fokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengelolaan limbah Scope 1 dan 2 di pilar planet kita,” kata Senior Vice President Sustainability and Communications Telkom, Kamis.

Dalam diskusi Green Collabs di kampus UI, Depok, Jawa Barat, hasil kolaborasi Katadata Green dan FICP Indonesia, Ahmad Reza mengatakan Telkom telah menerapkan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam pilar kemanusiaannya. Pilar Telkom fokus pada perlindungan data pribadi dan keamanan TI.

Ahmad Reza menambahkan, ESG tidak hanya menjadi beban perusahaan tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu Telkom Indonesia menggandeng beberapa pihak dalam penerapan praktik ESG melalui kampanye Go Zero.

Kepala Subkelompok Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Imam Setio Hurtanto mengungkapkan, Indonesia memiliki cadangan gambut hingga 57 gigaton.

Prinsip cadangan ini merupakan aset penting yang harus dijaga dengan baik untuk mencegah risiko kebakaran. Kebakaran lahan basah tidak hanya merusak lingkungan, namun juga melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer, yang dapat meningkatkan pemanasan global.

Lebih lanjut, Imam menjelaskan gambut mempunyai kemampuan menyerap karbon yang luar biasa. Idenya, katanya, adalah bahwa hutan ini memiliki kapasitas penyerapan karbon hingga 20 kali lipat dibandingkan hutan tropis pada umumnya. Oleh karena itu, konservasi dan pengelolaan gambut berkelanjutan merupakan bagian penting dari upaya mitigasi perubahan iklim.

Imam mengatakan, untuk mencegah kebakaran, ada tiga langkah utama yang harus dilakukan: regenerasi, regenerasi, dan regenerasi.

“Penyiraman atau pengairan ulang lahan semangka adalah kunci pengelolaan air. “Jika gambut kering maka akan melepaskan CO2 dan gas-gas mudah terbakar lainnya,” jelas Imam.

Rehumidifikasi melibatkan melembabkan kembali area basah yang kering untuk mempertahankan kelembapan dan mencegah kebakaran. Sumur gali dapat dibangun dan diairi kembali.

Kedua, revegetasi melibatkan penanaman kembali tanaman di lahan gambut untuk memulihkan ekosistem. Menurutnya, setiap lahan gambut memiliki kondisi yang berbeda-beda sehingga jenis tanaman yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi lokasi sekitar. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan tanaman tumbuh optimal dan mendukung kelestarian ekosistem gambut.

Langkah penting lainnya adalah revitalisasi, atau upaya meningkatkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar lahan gambut. Regenerasi tidak hanya membantu menjaga kelestarian lingkungan, namun juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *