Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

RSUD Tamansari luncurkan aplikasi untuk pantau anak stunting

Jakarta (ANTARA) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari meluncurkan aplikasi pemantauan anak penyandang disabilitas berbasis Excel bernama Si-Tercepat (Sistem Terbaru Pemantauan Disabilitas) yang merupakan inovasi pemantauan status gizi dan manfaat anak. dengan penyakit rahasia. pertumbuhan.

Direktur RS Tamansari, Dr. Agus Ariyanto Haryoso mengatakan aplikasi ini dapat menginformasikan situasi anak-anak cacat dalam hal kemungkinan penelantaran dan pengobatan yang disetujui.

“Aplikasi Si-Terbesar diciptakan untuk memberikan informasi pemantauan dan layanan gizi bagi anak stunting yang dapat lebih optimal, tidak memerlukan biaya, serta mudah dioperasikan dan ditiru,” kata Agus di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut Agus Ariyanto Haryoso menjelaskan, aplikasi Si-Terbesar memiliki sederet fungsi, seperti peta kendali pasien disabilitas, edukasi gizi, notifikasi status pasien disabilitas (potensi dropout dan calon).

“Setelah itu dilakukan pemantauan distribusi dan logistik susu kebutuhan medis penghambatan khusus (PKMK), kuantitas susu PKMK, layanan konseling gizi gratis, serta grafik tumbuh kembang,” kata Agus.

Semua data ini dapat dipantau secara langsung (real time) oleh puskesmas dan petugas setempat yang membantu memantau penanganan anak penyandang disabilitas.

“Aplikasi ini memiliki banyak kelebihan dan manfaat, sangat sederhana dan mudah digunakan oleh siapa saja”, imbuhnya.

Selain itu rombongan anda akan membawa tari tersebut ke rumah anak cacat tersebut untuk dirawat di kendaraan dinas operasional RS Tamansari.

“Program ini juga sudah kami sosialisasikan kepada Puskesmas setempat, pengelola kecamatan, lintas sektoral, kader kesehatan, orang tua dan petugas kesehatan, serta petugas RSUD,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr Erizon Safari, penanganan anak cacat harus dilakukan secara komprehensif.

“Anak-anak yang terkena stunting sudah terlambat dan memerlukan penanganan yang komprehensif, cepat dan tepat agar tidak menambah kecacatan dan menurunkan IQ mereka,” ujarnya.

Erizon juga optimistis Si-Terbesar mampu membantu para tenaga kesehatan seperti ahli gizi di rumah sakit dan puskesmas, manajer, apoteker, dokter anak, perawat untuk melakukan penanganan komprehensif terhadap anak penyandang disabilitas hingga terbebas dari hambatan.

Berdasarkan data elektronik Registrasi dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, angka kejadian/prevalensi stunting di Jakarta masih sebesar 14 persen.

Pada Juli 2023 misalnya, tercatat 39.793 anak di Jakarta mengalami masalah gizi secara rinci, 5.753 anak kurus, 9.191 anak gizi buruk, 2.026 anak gizi buruk, dan 22.823 anak gizi buruk. Sedangkan data e-PPGM Agustus 2024, sebanyak 5.688 anak diedit di Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *