Jakarta (ANTARA) – Psikolog klinis dari Universitas Indonesia A. Cassandra Putranto mengatakan, keseimbangan peran orang tua dalam memberikan bimbingan sangat penting dalam proses tumbuh kembang remaja.
“Menurut saya, kata yang tepat itu bukan dominan tapi instrumental. Dalam hal ini kedua orang tua, baik ayah maupun ibu, berperan aktif dan positif dalam proses tumbuh kembang anak,” kata Cassandra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Cassandra mengatakan, dari sisi emosional, peran ibu atau ayah sangat besar dalam menjaga psikologi anak. Pada masa remaja, anak-anak cenderung lebih terbuka untuk berbicara dengan orang yang mereka anggap lebih berempati dan lebih memahami perasaan mereka.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan dan laki-laki sering kali merasa lebih nyaman untuk terbuka kepada ibu mereka, terutama jika menyangkut masalah emosional dan sosial.
Ibu juga seringkali dianggap sebagai sosok pengasuh utama yang memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang lebih kuat. Dalam situasi stres, dimana remaja mungkin merasa terisolasi atau bingung, ibu dapat menjadi sosok yang memberikan empati dan penerimaan yang diperlukan untuk komunikasi terbuka.
“Ibu sering kali memainkan peran kunci dalam mengajarkan nilai-nilai emosional, seperti empati, kasih sayang, dan manajemen konflik. “Dalam kasus remaja yang terlibat dalam kekerasan, penting bagi ibu untuk mengeksplorasi alasan di balik perilaku anak-anak mereka dan memberikan pemahaman tentang hal tersebut. konsekuensi dari tindakan mereka,” kata Cassandra.
Di pihak ayah atau orang tua laki-laki, Cassandra mengatakan remaja seringkali mencari teladan yang bisa memberikan rasa identitas diri. Ayah atau sosok laki-laki dalam keluarga dapat memberikan teladan bagaimana menjadi pribadi yang bertanggung jawab, menjaga pengendalian diri, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat.
“Ayah bisa menekankan pentingnya menghargai orang lain, pengendalian diri, dan pentingnya mengelola tenaga dan emosi,” ujarnya.
Sosok ayah juga bisa tampil sebagai sosok yang menekankan pentingnya struktur, disiplin, dan konsekuensi.
Ketika remaja terlibat dalam perilaku ekstrem atau destruktif, ayah dapat lebih fokus untuk memberikan batasan yang jelas dan tegas terhadap perilaku tersebut, serta mengajarkan pentingnya konsekuensi dari tindakan tersebut.
Di sisi lain, ayah juga mempunyai peran dalam menciptakan sisi maskulin pada anak. Remaja laki-laki sering kali terlibat dalam kekerasan atau tindakan ekstrem yang terkait dengan gagasan palsu tentang identitas maskulin, seperti kekuatan fisik yang dominan atau dominasi terhadap orang lain.
Dalam hal ini, sosok ayah dapat berperan dalam meruntuhkan paham maskulinitas yang tidak sehat dan menanamkan nilai-nilai kekuatan yang lebih positif, seperti keberanian mengungkapkan perasaan atau menunjukkan kebaikan.
Dalam kesempatan itu, Cassandra juga menekankan pentingnya orang tua membangun rumah yang bisa dilihat anak sebagai tempat yang nyaman untuk bercerita.
Dalam konteks ini, orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mengedepankan komunikasi terbuka dan empati, memberikan dukungan emosional ketika anak menghadapi masalah, memberikan perhatian dan memberikan waktu berkualitas, serta menghargai privasi dan kebebasan anak.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan contoh yang baik dan menjadi panutan dalam mengasuh anak secara konsisten.
Leave a Reply