Jakarta (Antara) – Pakar peneliti Pusat Penelitian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Organisasi Penelitian Kesehatan Badan Sains dan Inovasi Nasional (BRIN) Agung Dwi Laksono menekankan pentingnya memastikan zat gizi mikro yang direkomendasikan mengandung zat gizi bebas. Program Gizi (MBG).
“Apa yang dilakukan pemerintah bisa berdampak pada penurunan laju pertumbuhan. Yang harus Anda perhatikan adalah nutrisinya. Pemerintah harus fokus pada mikronutrien, karbohidrat, lemak, dan protein saja tidak cukup, kata Agung di Jakarta saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Zat gizi mikro atau mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun penting untuk fungsi tubuh seperti produksi hormon, tumbuh kembang, imunitas, dan menunjang perkembangan otak. Zat gizi mikro antara lain vitamin dan mineral seperti vitamin A, zat besi, asam folat, vitamin C, dan vitamin D.
Menurutnya, jika program pemberian makan gratis ini dilaksanakan dengan benar maka akan membantu penurunan stunting pada sasaran penerima program, termasuk zat gizi mikro yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak.
Mereka berkata, “Jika Anda melewatkannya, musim gugur akan meluas, berat badan Anda akan bertambah, Anda tidak akan bertambah tinggi, tetapi akan mengembang.”
Menurut beberapa penelitian, zat gizi mikro seperti vitamin C, asam folat, dan zat besi dapat diperoleh dari protein hewani. Hati ayam mengandung zat besi, vitamin C dan asam amino.
“Mikronutriennya harus ada. Variasi makanan saja mungkin cukup. Kalau kurang bervariasi bisa ditambah bahan tambahan lagi,” kata Agung.
Daging ayam mengandung zat gizi mikro seperti zat besi, vitamin B6, magnesium dan fosfor. Ikan berminyak mengandung zat besi, vitamin C, asam lemak omega 3 dan vitamin B12.
Daging merah mengandung zat besi. Zat besi, vitamin C dan folat ditemukan dalam brokoli, bayam dan edamame.
“Apa yang disiapkan para ahli gizi kita untuk pemerintah sangat bagus. Dia berkata, ‘Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana menerapkan metode yang diusulkan.
Ia berharap kandungan gizi minimal yang direkomendasikan program pangan bergizi gratis dapat dipenuhi. Program pangan bergizi gratis juga harus mempertimbangkan keragaman pangan dan menggunakan beragam pangan lokal yang bergizi.
Hal ini bisa disiasati dengan menggunakan pangan lokal dengan anggaran yang ketat. Setiap daerah bisa memiliki pangan lokal yang berbeda-beda, ujarnya.
Atas inisiatif Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subanto dan Gibran Rakabuming Raka, sebanyak 82,9 juta jiwa menjadi sasaran program pangan bergizi gratis.
Sasaran awal Program Pangan Bergizi Gratis meliputi PAUD kepada anak prasekolah, anak negeri dan swasta, bayi, ibu hamil, dan ibu nifas yang akan berlaku mulai 2 Januari 2025 dengan anggaran Rp 71 triliun.
Leave a Reply