Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Dirut TVRI ungkap penggunaan AI tingkatkan efisiensi produksi media

JAKARTA (Antara) – Presiden Televisi Republik Indonesia (TVRI) Iman Brotoseno mengatakan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan efisiensi produksi media dari segi waktu dan biaya.

“Ada berbagai kelebihan dan mungkin kekurangan, tapi menurut kami kelebihannya lebih banyak. Dan dari segi produksi, kita bisa membuat produksi lebih efisien,” ujar Iman Brotoseno dalam diskusi “How AI Accelerates Digital Transformation for a Golden Indonesia 2045 “. yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis.

Iman mengatakan, penggunaan kecerdasan buatan telah mempermudah pembuatan media seperti produksi audio, mixing, dan voiceover.

Teknologi ini memungkinkan TVRI menyelesaikan proses produksi dalam waktu yang jauh lebih singkat dibandingkan metode tradisional, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan, terutama untuk film dokumenter.

Tidak hanya itu, contoh menarik dari penggunaan AI adalah rekonstruksi sejarah.

Misalnya peristiwa-peristiwa penting di masa-masa awal TVRI tidak tersedia dalam dokumentasi video.

Kecerdasan buatan digunakan untuk merekonstruksi adegan-adegan penting agar dapat direproduksi dengan kualitas tinggi dan mendekati kenyataan meskipun tidak ada dokumen asli yang tersedia.

Meski kecerdasan buatan memiliki banyak manfaat, Iman mengatakan banyak aspek produksi yang masih membutuhkan unsur manusia, seperti presenter atau pembawa acara.

“Penyiar tetap perlu melibatkan orang-orang nyata karena teknologi masih sulit tergantikan. Kecerdasan buatan bisa menyederhanakan banyak proses teknis, namun unsur manusia menjadi bagian penting dalam konten media,” ujarnya.

Iman menambahkan, tantangan terbesar saat ini adalah aspek kreatif, dimana diperlukan pemahaman yang lebih mendalam untuk beralih dari metode tradisional ke penggunaan AI.

Terdapat juga tantangan terkait data yang digunakan oleh platform AI milik asing, yang seringkali tidak sesuai dengan konteks budaya lokal.

Misalnya saja untuk membuat video tentang kehidupan petani di Indonesia bagian timur, kecerdasan buatan yang berbasis data luar negeri kesulitan menangkap aspek budaya dan kondisi lokal.

Ia juga melihat potensi untuk menjadikan platform AI buatan Indonesia lebih sesuai dengan budaya lokal.

Pendekatan ini diyakini dapat membantu menjembatani kesenjangan pemahaman budaya dan menghasilkan konten yang lebih akurat dan lengkap.

“Dengan mendukung inovator muda di Indonesia, kami berharap platform AI lokal mampu mengembangkan kebutuhan produksi media yang lebih relevan dengan kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *