Jakarta (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong para pendidik informasi publik untuk meningkatkan literasi digital kepada masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar (3T) sebagai upaya pemberantasan perjudian online.
Direktur Kemitraan Tata Kelola dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Teknologi Hasyim Gautama mengatakan masyarakat di ruang 3D umumnya belum memahami cara penyediaan layanan game online di ruang digital.
Kita tahu, mayoritas profil masyarakat menengah ke bawah yang juga 3D, terkadang kurang sadar dan literasi digital, kata Hasyim di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah mengerahkan penasihat informasi untuk memberikan penjelasan tatap muka kepada orang-orang di bidang 3D mengenai metode permainan online dan bahaya yang ditimbulkannya.
Hasyim mengatakan, target audiens di bidang 3D akan lebih mudah menerima penjelasan yang diberikan secara tatap muka.
Masyarakat juga dapat bertanya secara langsung mengenai hal-hal yang mengganggu dan ingin diketahuinya tentang perjudian online dalam kegiatan konseling tatap muka.
“Dengan proses tatap muka, ada tanya jawab langsung, ini lebih efektif tentunya komunikasi masyarakat untuk mencegah mereka melakukan perjudian online,” kata Hasyim.
Hasyim mengatakan, saat ini terdapat sekitar 600 penasihat informasi publik dan mereka terlibat dalam mendukung sosialisasi program prioritas pemerintah, termasuk program pemberantasan perjudian online.
“Dengan peran PIP dalam menyebarkan informasi tentang praktik perjudian online, masyarakat di kawasan 3D dapat menjadi terinformasi dan sadar serta mengubah perilakunya agar tidak terpengaruh oleh perjudian online juga,” ujarnya.
Leave a Reply