Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Ekonom prediksi BI bakal pangkas suku bunga 25 bps pada akhir tahun

JAKARTA (Antara) – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) mempunyai opsi untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Desember 2024.

“Kami memperkirakan BI mempunyai ruang untuk menurunkan BI-rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Desember 2024, dan diperkirakan sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen pada tahun 2025,” kata Joshua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu. .

Rabu ini, BI memutuskan untuk mempertahankan BI rate di angka enam persen melalui rapat Dewan Pengurus BI (RDG) November 2024.

Gubernur Bank Indonesia Perry Varzio mengatakan keputusan tersebut diambil untuk memperkuat stabilitas rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global seiring dengan perkembangan politik Amerika Serikat (AS).

Menanggapi keputusan tersebut, Joshua menilai BI akan mengambil sikap kehati-hatian serupa mulai Desember 2024 dan seterusnya. Pada tahun 2025

Hal ini karena pendekatan terukur bank sentral AS, atau Federal Reserve, dalam memangkas suku bunga kurang terkendali dibandingkan perkiraan sebelumnya.

“BI kemungkinan akan terus menurunkan suku bunga secara bertahap untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah meningkatnya volatilitas pasar global di bawah pemerintahan Trump,” kata Joshua.

BI menegaskan kembali komitmennya untuk memprioritaskan stabilitas rupee di tengah meningkatnya ketidakpastian.

Meskipun BI mengindikasikan bahwa masih ada ruang untuk penurunan suku bunga BI di masa depan, bank sentral tetap mempertahankan pendirian kebijakannya untuk mendukung stabilitas melalui kebijakan moneter dan mendorong pertumbuhan domestik melalui kebijakan makro.

Senada dengan itu, Ekonom Pasar Global Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga menilai ada peluang penurunan BI-rate di akhir tahun.

“Jadi ya, kami perkirakan hal ini juga bisa mendongkrak kinerja perekonomian jika BI memangkas suku bunganya di akhir tahun, dan sekali lagi kami perkirakan tekanan terhadap nilai tukar rupee di akhir tahun akan relatif ringan. Apalagi kebutuhan akhir tahun dilihat pada pertengahan Desember misalnya,” jelasnya.

Myrdal mengatakan, langkah hawkish BI dalam mempertahankan suku bunga pada bulan ini merupakan hal yang wajar mengingat adanya kekhawatiran terhadap kemungkinan guncangan terhadap kondisi pasar keuangan dalam negeri.

Lebih jauh lagi, penurunan suku bunga saat ini kemungkinan besar justru akan mengurangi daya tarik investasi Indonesia.

“Tapi ya, semuanya masih bergantung pada pergerakan rupee, hanya saja kita harus melihat dari sisi inflasi dan tren pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga,” jelas Myrdal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *