JAKARTA (ANTARA) – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Direktur Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan industri pertahanan merupakan investasi strategis untuk menjaga kekayaan negara.
“Tidak ada negara maju yang tidak memiliki industri pertahanan yang kuat. Industri ini tidak hanya untuk pertahanan negara, tetapi juga merupakan investasi strategis yang dapat melindungi kekayaan negara dan mendukung sektor lain seperti pertanian. industri, pertanian akan lebih tinggi berbasis teknologi pertahanan yang handal,” kata Rachmat Pambuddy saat kunjungan kerja ke kantor PT Pindad (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, beliau meninjau perkembangan industri pertahanan dalam negeri dan membahas strategi kemandirian industri utama alutsista dalam rangka menyambut “Indonesia Emas 2045”.
Kepala Bapenas menekankan pentingnya industri pertahanan Indonesia untuk mendukung kemajuan negara di berbagai bidang.
Dukungan pemerintah terhadap industri pertahanan terlihat pada berbagai regulasi dan anggaran untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Dengan dicanangkannya Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pemerintah berkomitmen mewujudkan industri pertahanan yang sehat, mandiri, dan berdaya saing global.
“Salah satu langkah strategisnya adalah dengan menerapkan kebijakan investasi yang mewajibkan perusahaan pertahanan asing untuk berinvestasi di Indonesia ketika membeli produk di Indonesia,” kata Rahmat.
Investasi yang dilakukan dapat berupa pengembangan fasilitas produksi di Indonesia, kerjasama produksi atau maintenance, perbaikan dan overhaul (MRO).
Saat ini PT Pindad disebut-sebut telah memproduksi berbagai alutsista canggih seperti tank Harimau, kendaraan lapis baja Anoa, dan kendaraan taktis Maung yang langsung digunakan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Industri pertahanan Indonesia juga dianggap berkontribusi terhadap perekonomian melalui substitusi impor dan penciptaan lapangan kerja.
Pendapatan Perusahaan Industri Pertahanan Indonesia (ID DEFEND) pada tahun 2023 disebut-sebut melampaui pendapatan perusahaan pertahanan Roketsan Turkiye. Peningkatan yang signifikan menunjukkan bahwa kebijakan preferensi terhadap produk dalam negeri telah berhasil.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional mengharapkan industri pertahanan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% dan mencapai target kemiskinan 0%.
“Untuk mencapai swasembada pangan, energi, dan air Indonesia, teknologi harus menjadi intervensi utama, melalui inovasi teknologi, dapat berkontribusi mendukung berbagai sektor termasuk pangan, kesehatan, dan energi untuk mewujudkan Indonesia tangguh 2045,” ujarnya. juga mengatakan.
Leave a Reply