Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan sedang mengembangkan regulasi dan teknologi pemantauan canggih, salah satunya Intelligent Transport Systems (ITS), untuk menjamin keselamatan dan kesesuaian serta mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Rencana ini mencakup penggunaan sistem pemantauan canggih seperti Intelligent Transport Systems (ITS) yang akan membantu mengatur lalu lintas, memantau kecepatan kendaraan, dan mencegah kecelakaan di jalan raya, kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Risyapudin Nursin menghubungi ANTARA di Jakarta.
Diungkapkannya, Kementerian Perhubungan sebelumnya telah menerapkan berbagai teknologi dalam pengawasan dan penegakan hukum di lokasi seperti terminal, jalan layang, dan jalan raya, termasuk Weight In Motion (WIM).
Teknologi ini melacak kendaraan barang yang masuk atau tidak masuk ke Unit Aplikasi Penimbangan Kendaraan Bermotor (VUMU) atau biasa disebut Jembatan Timbang.
“Dengan WIM, tanpa menghentikan kendaraan, Anda dapat langsung mengetahui identitas, ukuran dan muatan atau muatan yang diangkut untuk meminimalisir kelebihan beban atau bahkan kelebihan kendaraan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa teknologi seperti e-ticketing dan pelacakan real-time juga diperkenalkan untuk meningkatkan pengawasan dan efisiensi operasional kendaraan umum.
Selain itu, untuk mengoptimalkan Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor (UPUBKB) yang dilaksanakan Pemerintah Daerah, lanjut Risyapudin, Kementerian Perhubungan menerapkan teknologi Full Cyvle Electronic Test Pass Proof of Pass System (BLUe).
Teknologi ini berguna untuk mengurangi kecurangan dalam pelaksanaan Uji Coba Berkala Kendaraan Bermotor untuk meningkatkan okupansi kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dan dapat diandalkan.
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga memperkuat kebijakan kendaraan otonom dan kendaraan listrik yang akan diterapkan secara bertahap ke depan.
“Peraturan ini akan disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan belajar dari penerapan di negara maju,” kata Risyapudin.
Leave a Reply