BEIJING (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ailanga Hartarto memaparkan isi pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping yang membahas ekonomi biru dan tembok laut raksasa atau “10.000 League Seal”. hal-hal.
“Pembicaraan bilateral diharapkan dapat melanjutkan kerja sama, salah satunya pengembangan sektor ‘blue economy’, seperti pendalaman sektor berbasis kelautan, mulai dari energi dan solar hingga sektor ‘budidaya ikan’,” ujarnya.
Pada Sabtu (9/11), kedua pemimpin mengumumkan akan menyaksikan penandatanganan beberapa perjanjian “G to G”. Memberikan makanan kepada anak-anak sekolah di laut yang aman.
“Ada beberapa hal yang disampaikan Presiden Prabowo dan mendapat respon yang baik dari Xi Jinping. Ini tentang kerja sama proyek masa depan seperti jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan Tembok Besar di utara.” Jawa,” kata Airlanga saat ditemui ANTARA di Beijing, Minggu.
Secara terpisah, Airlanga mengatakan ada juga pembahasan mengenai pengembangan Ryogoku Twin Park atau Kawasan Industri Ryogoku.
“Dan daripada ‘sistem pembayaran’, ada berbagai kegiatan yang akan memperdalam penerapan ‘pembayaran mata uang lokal’ atau LCS, karena dibahas juga di luar pilar-pilar sektor ekonomi,” kata Airlanga.
Pada saat yang sama, diskusi juga sedang berlangsung di bidang keamanan, dan Menteri Luar Negeri serta Menteri Pertahanan Indonesia dan Tiongkok diperkirakan akan terus membahas masalah ini.
Oleh karena itu, suasana pertemuan sangat positif dan optimis seiring dibahasnya perkembangan terkini geopolitik, termasuk pemilu presiden AS, imbuh Airlanga.
Menurut kantor berita Airlangga, Indonesia tidak perlu khawatir dengan hubungan dagang dengan Amerika Serikat karena sudah menandatangani mekanisme Sistem Ekonomi Indo-Pasifik.
“Amerika Serikat juga memahami bahwa kami memiliki hubungan dagang dan investasi yang erat dengan Tiongkok, sehingga hal tersebut benar adanya, dan kami berupaya membangun Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dengan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Kawasan Pasifik dan anggota Pacific Prosperity Economic Framework (IPEF), Amerika Serikat dapat mendukung kami,” jelas Airlanga.
Baca juga: Perkuat Kerja Sama Perikanan dengan China Didampingi Menteri Perhubungan Laut dan Perikanan Prabowo
Indonesia juga sedang dalam proses bergabung dengan OECD yang merupakan tulang punggung perekonomian Amerika Serikat.
Oleh karena itu, jelas Presiden kemarin mengatakan bahwa Indonesia adalah negara non-blok dan non-blok, jadi kita bisa bekerja sama dengan siapa pun, apalagi setelah pembicaraan di Beijing, Presiden akan segera berangkat ke Washington, ”ujarnya.
Terkait pembiayaan pangan bergizi, Irlanga mengakui pemerintah Tiongkok mendukung pemerintah Indonesia.
“Di sini mereka memperkenalkan makanan bergizi juga karena masuk dalam APBN,” kata Airlanga.
Pemerintah Tiongkok telah setuju untuk mendukung program makanan bergizi gratis yang diusulkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan untuk mendanai program pasokan makanan dan pemberian makanan di sekolah di Indonesia.
Hal itu diumumkan pada Sabtu (9/11) dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan China yang dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping.
Leave a Reply