Jakarta (ANTARA) – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan akan mendivestasikan dua aset pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya yang total berkapasitas 200 megawatt untuk fokus pada bisnis ramah lingkungan.
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Independen dan Luar Biasa (RUPS) PT TBS Energi Utama Tbk yang digelar di Jakarta, Kamis.
Kedua PLTU tersebut adalah PT Minahasa Cahaya Lestari dan PT Gorontalo Electric Perdana (GLP), sedangkan PT Kalibiru Sulawesi Abadi (KSA) bertindak sebagai penerima.
Juli Oktarina, Direktur TBS Energi Utama, mengatakan keputusan penjualan aset PLTU merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mencapai tujuan netralitas karbon pada tahun 2030.
Pemisahan kedua aset PLTU ini diperkirakan akan menurunkan emisi karbon perseroan lebih dari 80 persen atau setara 1,3 juta setara CO2 per tahun.
“Sebenarnya masih ada surplus 300 ribu ton CO2, karena pada dasarnya kita adalah perusahaan batu bara. Saat ini perusahaan batu bara kita masih beroperasi, punya tiga tambang, dan tahun 2027 habis total,” kata Julis dalam jumpa pers usai RUPS.
Yuli mencatat, pelepasan dua aset PLTU tersebut akan memberikan dana baru kepada TBS Energi Utama sekitar US$144,8 juta, atau lebih besar dari nilai investasi awal perseroan sebesar US$87,4 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk mempercepat pengembangan bisnis perseroan di bidang energi terbarukan, pengembangan kendaraan listrik, dan investasi pengelolaan limbah.
TBS Energi Utama saat ini sedang menjalani transformasi menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan nama ‘TBS 2030 Towards a Better Society’ yang diluncurkan pada tahun 2021.
Sebagai bagian dari peta jalan TBS 2030, pemegang saham juga menyetujui rencana perusahaan untuk melakukan investasi kembali secara bertahap dari bisnis berbasis bahan bakar fosil ke bisnis ramah lingkungan pada tahun 2030. Proses reinvestasi ini akan berlangsung pada tahun 2021-2025 dan berlanjut hingga tahun 2030.
Leave a Reply