Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Ifishdeco raup penjualan Rp709,30 miliar di kuartal III-2024

Jakarta (Antara) – Perusahaan tambang nikel PT Ifishdeco Tbk (IFSH) bersama anak usaha Ifishdeco Group melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 709,3 miliar pada kuartal III 2024, dibandingkan Rp 997,56 miliar pada periode yang sama. yang sebelumnya tahun Sekretaris Perusahaan IFSH, RBKA Rotua Natasya, di Jakarta, Selasa, menjelaskan penjualan bersih perseroan berasal dari penjualan nikel kepada PT Sekawan Sejati Resources dan PT Bukit Andalan Sukses masing-masing sebesar Rp369,99 miliar dan Rp215,57 miliar. Serta penjualan ke pihak ketiga senilai Rp123,73 miliar, kata Rebecca. Dari penjualan bersih, lanjutnya, perseroan meraih laba bersih Rp 40,96 miliar pada kuartal III 2024 dengan laba bersih Rp 21 per saham. Pencapaian kuartal III-2024 tersebut antara lain, perseroan optimistis permintaan nikel global akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2024. Oleh karena itu, perseroan bersiap untuk meningkatkan produksi bijih nikel pada tahun 2025 dan 2026, berdasarkan tingginya permintaan kendaraan listrik di dunia saat itu dan juga menjadikannya sebagai ‘peluang keberlanjutan bisnis jangka panjang’,” kata Rebecca. , bahwa prospek usaha perseroan sangat menjanjikan, karena kebutuhan nikel masih sangat tinggi, apalagi dengan berkembangnya mobil listrik. “Itulah mengapa Ifishdeco akan berkembang. Karena rencana ekspansi ini tidak didukung oleh prospek industri nikel dalam negeri yang cerah, maka tindakan tersebut juga seiring dengan permintaan produk nikel yang masih tinggi,” kata Rebecca. Pihaknya menargetkan produksi bijih nikel sebesar 2,203 juta ton pada tahun ini. akhir tahun 2024 atau meningkat 2,247 juta ton pada tahun 2025, dan targetnya meningkat menjadi 2,292 juta ton pada tahun 2026. “Atau rata-rata 2,2 juta per tahun dan 6,6 juta dalam tiga tahun,” kata Rebecca. Dijelaskannya, lahan konsesi perseroan berlokasi di Tinanggea, Kabupaten Konawa Selatan, Sulawesi Tenggara, dengan total luas lahan 2.580 hektare dan IUP eksploitasi/produksi seluas 800 hektare. Kedepannya, lanjutnya, perseroan akan melanjutkan transformasi digital yang mana langkah tersebut dapat berdampak pada efisiensi yaitu pengurangan beban operasional dan pengawasan operasional. Selain meningkatkan volume produksi dan mencapai efisiensi berkelanjutan pada periode 2024-2026, lanjutnya, perseroan juga memperluas peluang ekspansi organik dengan mengakuisisi tambang nikel sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan dan menambah cadangan nikel. “Kami sedang menjajaki secara aktif sejumlah potensi akuisisi melalui berbagai opsi, antara lain akuisisi greenfield atau akuisisi perusahaan tambang nikel yang sudah beroperasi,” kata Rbka. Menurutnya, berbagai strategi ekspansi dapat memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu produsen tambang nikel terkemuka di Indonesia. “Kami optimis pasar bahan baku nikel akan terus tumbuh positif. Optimisme tersebut sejalan dengan kinerja beberapa smelter pengolahan nikel di dalam negeri,” kata Rebecca. Baca juga: Masyarakat sipil menyerukan perlindungan biologis terhadap tambang nikel. Baca juga: Kerjasama Indonesia-China dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Nikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *