Seoul (ANTARA) – Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuding Korea Selatan mengirimkan selebaran yang bersifat agitasi politik dan menjatuhkannya di dekat perbatasan dengan Korea Utara.
“Pada 16 November, berbagai macam selebaran agitasi politik dan hal-hal kotor yang dikirim oleh ‘sampah’ Korea Selatan dilempar ke berbagai wilayah dekat perbatasan selatan dan bahkan di wilayah pedalaman DPRK,” ujarnya, seperti dikutip dari kantor berita KCNA. . , Minggu
Gunakan singkatan ROK untuk Korea Selatan dan DPRK untuk Korea Utara.
Menurut Yo Jong, yang juga wakil direktur departemen Komite Sentral Partai Pekerja, dinas keamanan terlibat dalam penggeledahan, pengumpulan dan penghancuran selebaran tersebut.
Distrik terkait sudah diamankan, ujarnya.
Yo Jong mengecam keras tindakan Korea Selatan, menyebutnya “memalukan dan kotor.” Ia menambahkan, tindakan tersebut tidak sejalan dengan peringatan berulang kali dari pemerintah Korea Utara.
Mereka yang bertanggung jawab atas insiden tersebut harus “membayar harga yang mahal,” katanya.
Hubungan antara Seoul dan Pyongyang memburuk pada pertengahan Oktober, ketika Korea Utara memutus jalan dan jalur kereta api yang menghubungkan Korea Selatan.
Korea Utara juga melakukan amandemen konstitusi, menggambarkan Korea Selatan sebagai negara musuh.
Korea Utara mengatakan pihaknya tidak dapat lagi menganggap Korea Selatan sebagai mitra dalam perjuangannya mencapai unifikasi.
Di sisi lain, Korea Utara berencana menjalin hubungan dengan Korea Selatan serta dengan negara-negara bermusuhan lainnya, mengakui keberadaan Korea Utara dan Korea Selatan sebagai dua negara merdeka.
Sumber: Sputnik
Korea Selatan menangguhkan perjanjian militer dengan Korea Utara
Leave a Reply