Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk memetakan kawasan wisata yang rawan bencana hidrometeorologi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan BNPB telah menjabarkan potensi destinasi wisata Indonesia yang semuanya rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Selasa.
Kementerian mengumumkan bahwa Pemerintah memantau bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Pemetaan bencana dilakukan secara digital atau dalam sistem penanggulangan bencana.
Peta tersebut menyebutkan kawasan wisata yang menjadi fokus pemeriksaan negara adalah yang paling terkena dampak bencana hidrometeorologi gunung tersebut. Misalnya saja kawasan Puncak Bogor di Jawa Barat yang dianggap sebagai destinasi wisata yang rawan banjir dan longsor saat musim hujan.
Kawasan ini masih dalam pengawasan institusi teknis seperti BMKG, Basarnas, BNPB dan BPBD Kabupaten Bogor, ujarnya.
Namun tidak menutup kemungkinan bencana hidrometeorologi akan terjadi di seluruh kawasan wisata, baik danau, hutan, laut, dan pesisir, hingga faktor penyebabnya seperti berubahnya hutan pegunungan menjadi lingkungan yang tidak terkendali dan tidak stabil tidak diatasi. atau praktik pembuangan limbah.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Teknologi meminta seluruh badan usaha di bidang industri pariwisata menyiapkan fasilitas akomodasi berupa hotel, cottage, villa, dan penerangan yang memenuhi standar keselamatan baik dalam pembangunan fasilitas maupun dalam perlindungan lingkungan. untuk mencegah bencana yang berhubungan dengan air seperti banjir, tanah longsor dan tanah longsor.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Baru menyerukan kepada operator industri pariwisata untuk meninjau kondisi cuaca dan memperbarui langkah-langkah keselamatan, untuk memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung tentang kondisi saat ini dan kemungkinan risiko serta pengendalian dan manajemen keselamatan semua kegiatan dan peralatan untuk wisata air di sepanjang waktu.
Operator tur juga diimbau untuk menjaga infrastruktur yang mungkin terkena dampak badai, seperti jembatan atau pantai, serta menyediakan perlengkapan keselamatan tambahan seperti jaket pelampung atau perlengkapan penyelamatan lainnya, terutama jika aktivitasnya melibatkan perairan terbuka atau sungai. dan menyediakan peta rute yang jelas dan mudah diakses.
Sementara itu, pemerintah daerah disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, air pasang dan tanah longsor pada musim hujan dengan memantau semua sumber daya yang tersedia dan merencanakan langkah-langkah mitigasi yang sesuai untuk memastikan bahwa wisatawan merasa aman dan nyaman. dan senang mengunjungi tempat wisata tersebut.
Leave a Reply