Jakarta (ANTARA) – Menteri Manajemen Perekonomian Erlanga Hartarto meminta pemerintah daerah menurunkan tingkat ketimpangan yang diukur dengan rasio Gini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ini pekerjaan rumah bagi kepala daerah untuk menurunkan Gini Ratio,” kata Erlanga pada Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Rakornas) Penerapan Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045 di Sentul, Kabupaten Bogor. Jawa Barat, Kamis.
Ia mengatakan disparitas pendapatan per kapita antar marzes masih ada. Membandingkan produk domestik bruto (PDB) regional per kapita dengan pendapatan rata-rata 10 marzes/kota, harga tertinggi sebesar 33,267 USD dan terendah sebesar 658 USD.
Airlangga meminta pemerintah daerah mencontoh capaian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang PDB per kapitanya tinggi dan Gini kemiskinannya rendah.
PDB per kapita Kalimantan Timur pada tahun 2023 tercatat sebesar US$14.160, dengan tingkat kemiskinan sebesar 5,78 persen dan koefisien Gini sebesar 0,32 pada tahun 2024.
Saat ini PDB per kapita Kalimantan Utara sebesar US$13.240, jumlah penduduk miskin 6,32 persen, dan rasio Gini 0,26.
“Ini yang terbaik,” kata Airlanga. “Jika semua wilayah bisa mencapai hal ini, kita akan menjadi negara maju dan keluar dari perangkap pendapatan menengah lebih cepat dari kemampuan kita mengejar ketertinggalan.”
Salah satu cara untuk mengurangi tingkat ketimpangan wilayah adalah dengan meningkatkan pendapatan. Airlanga mengatakan timnya akan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Kita juga bisa memberikan insentif di daerah agar setiap orang mempunyai perusahaan atau ruang yang berkualitas untuk merangsang pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya.
Ia menyatakan optimistis terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen.
Salah satu kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber pertumbuhan.
Kemudian dikurangi dengan nilai inkremental capital rasio (ICOR), yaitu rasio yang menunjukkan efisiensi investasi suatu negara dalam menghasilkan output perekonomian. Semakin rendah ICOR, maka semakin efisien investasi tersebut dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Cara untuk mengurangi ICOR termasuk menggunakan sumber daya yang tersedia dan meningkatkan ketersediaan tautan.
Langkah selanjutnya adalah menyediakan lembaga pendidikan/pelatihan vokasi dan program pengembangan karir pada industri/kawasan KEK yang dibutuhkan di daerah tersebut.
Leave a Reply