Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Presiden Prancis sesalkan lanjutan operasi militer Israel di Lebanon

Istanbul (ANTARA) – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan penyesalannya atas serangan Israel yang terus berlanjut di Lebanon dan menyatakan kekecewaannya karena dia tidak menganggap seruan gencatan senjata 21 hari dengan Presiden AS Joe Biden tidak hilang.

“Saya menyayangkan Israel terus melanjutkan operasi militernya di Lebanon selatan, Beirut, dan tempat lain, serta jumlah kematian warga sipil yang terus meningkat,” kata Macron dalam konferensi bantuan untuk Lebanon di Paris, Rabu (23/10).

Menekankan kebutuhan mendesak akan gencatan senjata untuk melindungi warga sipil yang terkena dampak konflik, Macron mengumumkan bahwa negaranya akan menjanjikan bantuan sebesar 100 juta euro (RS 1,68 triliun) ke Lebanon.

Bantuan tersebut merupakan tanggapan atas permohonan mendesak dari PBB yang meminta 426 juta euro (7,17 triliun rubel) untuk membantu Lebanon.

“Kita harus melindungi keluarga, memberi makan anak-anak, dan memastikan siswa melanjutkan studinya,” kata Macron.

Mengkritik Israel karena melanjutkan operasi militernya di Lebanon, yang semakin banyak menewaskan warga sipil, Macron mengatakan perang harus diakhiri sesegera mungkin dan gencatan senjata di Lebanon harus dilakukan.

Ia menyatakan solidaritasnya dengan Lebanon dan menekankan kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan di tengah lonjakan pengungsi akibat aksi militer Israel.

“Penting bagi semua pihak untuk sepenuhnya menerapkan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB untuk mencapai perdamaian dan keamanan,” kata kepala negara Prancis tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Najib Mikati, Perdana Menteri Lebanon, kembali menegaskan tuntutan gencatan senjata segera yang dapat berdampak langsung pada meredakan ketegangan di Lebanon selatan serta stabilitas jangka panjang dan mencapai jalur diplomatik.

“Kematian dan kehancuran warga sipil bisa dihindari jika Israel setuju untuk mendukung pernyataan bersama yang dikeluarkan Amerika Serikat dan Prancis pada 25 September di bawah kepemimpinan AS dan Prancis,” kata Mikati.

Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menyampaikan pidato melalui pesan video, mendesak negara-negara Lebanon untuk mendukung upaya tanggap kemanusiaan yang sedang berlangsung, termasuk penyediaan dana cepat untuk Appeal Flash of Lebanon.

Guterres menyesalkan situasi yang mengerikan di wilayah tersebut dan mengatakan bahwa apa yang terjadi di Lebanon saat ini bukanlah kejadian yang terjadi satu kali saja.

Dia memperingatkan ancaman konflik besar antara Israel dan Iran yang akan menghancurkan seluruh wilayah dan menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata di Lebanon dan Gaza.

Sumber: Anadolu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *