Jakarta (Antara) – PT Tama (Persero) Tbk atau TINS berhasil membukukan laba bersih Rp 908,81 miliar dalam sembilan bulan atau periode Januari hingga September 2024.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk Fina Iliani mengatakan hal tersebut dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi operasional produksi, kinerja keuangan, dan perbaikan tata kelola pertambangan timah.
“TINS berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp908,81 miliar selama 9 miliar (sembilan bulan) tahun 2024, hal ini berdampak positif pada basis keuangan TINS yang semakin kuat,” kata Fina dalam keterangannya, Jumat di Jakarta.
Fina menjelaskan, TINS telah memproduksi 15.189 ton bijih pada kuartal III 2024. Jumlah tersebut meningkat 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produksi logam naik 25 persen menjadi 14.440 metrik ton dari 11.540 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu, sementara penjualan timah naik 21 persen menjadi 13.441 metrik ton dari 11.100 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan produksi ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah unit penambangan darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal hisap produksi dan jumlah ponton hisap produksi yang beroperasi sehingga secara cepat meningkatkan efisiensi proses produksi perusahaan.
Harga jual rata-rata timah adalah $31.183 per metrik ton, meningkat 15%.
Selain itu, TINS mencatat 91% volume ekspor dengan enam negara tujuan ekspor terbesar, antara lain Singapura 16%, Korea Selatan 15%, India 11%, Jepang 10%, Amerika Serikat 9% dan Belanda sebesar 8%. .
Dari sisi kinerja keuangan, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,25 triliun, meningkat 29 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp6,38 triliun.
Di sisi lain, pendapatan perseroan meningkat 4,5% dari Rp5,79 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp6,05 triliun pada sembilan bulan tahun 2024, sehingga perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,42 triliun dengan perolehan EBITDA sebesar Rp2,08. triliun atau 194 persen pada periode yang sama.
Nilai aset perseroan pada Januari-September 2024 turun 0,3 persen menjadi Rp12,82 triliun dari posisi aset akhir tahun 2023 sebesar Rp12,85 triliun.
Sementara posisi liabilitas perseroan turun 14,8 persen menjadi Rp5,63 triliun dibandingkan posisi Rp6,61 triliun pada akhir tahun 2023 karena utang berbunga (IBD) yang lebih rendah.
Posisi ekuitas sebesar Rp7,18 triliun, meningkat 15,1 persen dibandingkan posisi Rp6,24 triliun pada akhir tahun 2023.
Kinerja keuangan perseroan menunjukkan hasil yang baik dibuktikan dengan beberapa rasio keuangan utama antara lain rasio cepat sebesar 76,0 persen, rasio lancar sebesar 249,0 persen, rasio utang terhadap aset sebesar 44,0 persen, dan rasio utang terhadap aset sebesar 44,0 persen. persen. rasio ekuitas sebesar 78. rasio 0,4 persen.
Untuk meningkatkan kinerja keuangan, perseroan melakukan restrukturisasi pinjaman dan refinancing pinjaman jangka panjang dengan suku bunga dan utang berbunga yang lebih kompetitif dari Rp3,5 triliun pada akhir tahun 2023 menjadi Rp2,1 triliun pada September 2024. Utang berkurang Rp1,4. miliaran Dampaknya terhadap peningkatan kesehatan keuangan perusahaan.
Leave a Reply