Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Rusia: Ukraina sabotase pertukaran tawanan perang untuk pentas politik

Moskow (ANTARA) – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Sabtu (2/11) mengatakan Ukraina telah mengubah pertukaran tawanan perang dengan Rusia menjadi demonstrasi politik.

“Ini (pertukaran tahanan) adalah proses politik bagi pemerintah Kiev. Selain itu, mereka melihatnya sebagai cara untuk mempromosikan kepentingan mereka di media,” kata Zakharova dalam pengarahan online.

Namun, Moskow menegaskan bahwa mereka selalu menekankan sifat kemanusiaan dari proses tersebut dan tidak pernah mencari keuntungan politik dari proses tersebut.

“Saya ingin menekankan bahwa Moskow tidak pernah meninggalkan pekerjaan ini dan tidak pernah menolak diskusi mengenai pertukaran tahanan,” kata Zakharova.

“Selain itu, kami bekerja sama dengan departemen pemerintah saat ini dan perwakilan yang baru ditunjuk. Saya tidak pernah menolak tanggung jawab ini. Saya menjalankan tugas yang diberikan oleh pimpinan negara di tingkat tertinggi. Posisi kami mengenai masalah ini tidak berubah. Termasuk di Ukraina tidak berubah,” imbuhnya.

Juru bicara tersebut menuduh Rusia melanjutkan upaya internasional yang bertujuan memulangkan tawanan perang Ukraina untuk menekan Rusia.

“Ini adalah pertunjukan politik yang diperlukan ketika perbedaan pendapat masyarakat mulai muncul di Ukraina.” Masyarakat bertanya di mana tepatnya tawanan perang harus ditukar, dan pemerintah Kiev tidak menjawab pertanyaan warga. Nyatanya, kata Zakharova.

“(Kiev) berpura-pura bahwa ada upaya internasional untuk menekan Rusia,” katanya.

Zakharova menolak klaim Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha, yang menuduh organisasi kemanusiaan internasional dan dokter menolak akses terhadap tahanan Ukraina di Moskow.

Juru bicara itu mengatakan Moskow tidak mengetahui adanya tawaran suaka dari negara ketiga bagi tawanan perang Ukraina di Rusia.

Kami mengetahui hal ini di media sosial Saibiha. Itu saja.

Tulis Sybiha, Jumat (1/11). Sybiha tidak merinci negara mana yang dimaksud.

Sumber: Sputnik-OANA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *