Ramallah (ANTARA) – Dua organisasi hak asasi manusia Palestina merilis laporan yang menyatakan bahwa tahanan asal Gaza di penjara Ofer Israel dekat Ramallah menghadapi kondisi yang memalukan dan mengejutkan.
Laporan yang diterbitkan oleh Komisi Urusan Tahanan dan Asosiasi Penjara Palestina, dan dilansir Anadolu pada Kamis (31/10), menyusul kunjungan pengacara baru-baru ini untuk bertemu dengan enam tahanan di Jalur Gaza.
Laporan tersebut menggambarkan kondisi tragis dan kisah-kisah mengejutkan mengenai penyiksaan dan perlakuan buruk yang disaksikan selama kunjungan tersebut, termasuk apa yang menurut kelompok tersebut merupakan penyiksaan sistematis.
Menurut kelompok hak asasi manusia, administrasi penjara terus merampas hak-hak tahanan melalui penggunaan penyiksaan, dan penyiksaan digambarkan sebagai pengalaman utama para tahanan di Jalur Gaza.
Para tahanan dilaporkan dipaksa berteriak “terima kasih, kapten” dalam bahasa Ibrani. Mereka yang menolak akan dihukum.
Para tahanan di Jalur Gaza juga mengungkapkan bahwa mereka tidak diberi layanan kesehatan dan dipaksa duduk dalam posisi yang dirancang untuk mempermalukan mereka.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan para tahanan menderita kedinginan, terutama pada malam hari, karena tidak tersedia cukup pakaian hangat dan selimut.
Kelompok ini juga mencatat pola perilaku dendam di antara para penjaga dan tentara yang tampaknya berlomba-lomba untuk melihat siapa yang dapat memperlakukan tahanan dengan lebih keras, serta penghilangan paksa yang berdampak pada ratusan tahanan dari Gaza.
Israel melancarkan perang terhadap Gaza menyusul serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, ribuan tahanan dari wilayah tersebut ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk wanita, anak-anak, orang tua, dan pekerja medis.
Sumber: Anatolia
Leave a Reply