Jakarta (ANTARA) – Direktur Divisi UMKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ronald Walla mengungkapkan, 69 persen UKM di Indonesia belum memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang menjadi landasan budaya bisnis.
Ronald berbicara dalam sebuah acara di Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024).
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, ia mengatakan tantangan lain yang dihadapi pengusaha Indonesia dalam menerapkan praktik bisnis adalah sulitnya memenuhi peraturan lingkungan hidup dan emisi gas rumah kaca.
Ia mengatakan, menurut penelitiannya, 78 persen usaha kecil mengalami kerugian akibat kepatuhan lingkungan dan emisi gas rumah kaca yang berlebihan.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Ronald menunjukkan bahwa pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan UKM.
Hal ini termasuk memberikan dukungan finansial, menyediakan akses terhadap informasi dan sumber daya, serta menyederhanakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan tanpa membebani dunia usaha.
Berbagai peningkatan kapasitas, pelatihan keamanan, dan hibah untuk teknologi ramah lingkungan juga penting untuk mendukung UKM.
Menurut Ronaldo, direktur National Center for Corporate Review (NCCR) Ali Darwin mengatakan bahwa anggaran yang rendah, kurangnya kesadaran akan praktik berkelanjutan, dan peraturan lingkungan yang ketat menghalangi UKM untuk menerapkan praktik yang baik.
Namun, banyak UKM yang telah mengadopsi standar keberlanjutan dalam model bisnisnya.
Upaya tersebut memberikan dampak positif dan menjadi pembeda bagi pelaku UMKM untuk membedakan dan bersaing dengan pengusaha lainnya.
Ali mengapresiasi UKM yang mempunyai kemampuan menjadi penggerak kepemimpinan yang penting, karena mereka fleksibel sehingga memungkinkan mereka mengadopsi praktik-praktik baik yang sejalan dengan SDGs dalam menjalankan bisnis mereka.
Menurutnya, UKM dapat berperan penting dalam mencapai tujuan pengentasan kemiskinan (SDG 1), peningkatan kesejahteraan (SDG 2) dan pertumbuhan ekonomi inklusif (SDG 8).
“Melalui praktik berkelanjutan, UKM tidak hanya dapat meningkatkan dampak lingkungan dan sosialnya, tetapi juga meningkatkan daya saing dan keberlanjutannya dalam jangka panjang,” ujarnya lebih lanjut.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan mendukung pengembangan UKM, NCCR bekerja sama dengan Institute of Environmental Security Studies (ICSP), Universitas Kristen Maranatha dan Universitas Katolik Parahyangan menyelenggarakan 9th Sustainability Practitioners Conference (SPC) di Universitas Maranatha. , Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024).
Konferensi campuran ini membahas banyak strategi yang diperlukan bagi UKM untuk mendorong pembangunan berkelanjutan sesuai dengan SDGs, yang merupakan komitmen internasional dan nasional dalam upaya menyelamatkan planet bumi dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Leave a Reply