JAKARTA (ANTARA) – Kaldu, sup yang terbuat dari tulang atau daging berjam-jam, disebut baik untuk kesehatan sendi karena mengandung asam amino atau struktur protein.
Kaldu tulang buatan sendiri tidak mengandung asam amino sebanyak suplemen kolagen, sehingga hasilnya kurang bagus, tulis Keith Barr, profesor fisiologi latihan molekuler di University of California, Davis, di Channel News Asia, Minggu. (27/10) Hal ini terjadi ketika mengonsumsi suplemen makanan.
Secara teori, katanya, asam amino, atau bahan penyusun, yang ditemukan dalam kaldu tulang dapat membantu tendon, ligamen, dan tulang rawan melakukan tugasnya, sehingga bermanfaat bagi kesehatan sendi.
Dia menambahkan: “Ini dapat memperkuat otot dan tendon, membantu pemulihan atlet, dan mengurangi rasa sakit pada penderita osteoartritis lutut, tetapi belum diuji pada kaldu tulang.”
Baca Juga: Manfaat Kaldu Tulang Bagi Kesehatan Baca Juga: Pola Makan Yang Buruk Dan Kurang Aktifitas Menyebabkan Nyeri Sendi Pada Masa Kecil Jadi tidak bisa dianggap Kaldu Tulang juga bermanfaat untuk kesehatan sendi.
Kini, tingginya asam amino glutamin dalam kaldu tulang dapat mengurangi peradangan lambung dan lapisan usus yang “bocor”, kata Dr. Michael Camilleri, ahli gastroenterologi di Mayo Clinic di Rochester.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2021, para peneliti menunjukkan bahwa ketika sejumlah kecil tikus meminum kaldu tulang selama 10 hari, mereka kurang rentan terhadap kerusakan lambung dan peradangan dibandingkan dengan mereka yang minum air. Namun, belum diteliti apakah kaldu tulang bisa memberikan efek yang sama pada manusia.
Dokter. Camilleri mengatakan bahwa mengonsumsi kaldu tulang adalah hal sederhana yang dapat bermanfaat bagi perut, namun ia tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah “obat ajaib” untuk gejala pencernaan.
Seperti banyak kaldu yang dibeli di toko, kaldu tulang mengandung banyak natrium, kata Amy Braganini, ahli diet terdaftar di Grand Rapids, Michigan.
“Jadi bacalah label makanan dengan hati-hati atau pertimbangkan untuk membuatnya sendiri dengan sedikit garam,” katanya.
Dokter. Barr mengatakan: Konsumsi tulang sebaiknya dibatasi satu atau dua porsi per minggu, terutama selama kehamilan, dan sebaiknya diberikan kepada anak-anak karena tulang dapat menjadi pedoman saat memasak.
Baca Juga: Dokter: Osteoartritis menimbulkan gejala nyeri sendi saat operasi
Leave a Reply