Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kemenpora tekankan kesetaraan berolahraga bagi penyandang disabilitas

Yogyakarta (ANTARA) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta semua pihak menjamin kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas di berbagai daerah.

“Jangan ada lagi stigma negatif terhadap penyandang disabilitas, termasuk kesempatan untuk berolahraga,” kata Ibnu Hassan, Wakil Asisten Olahraga Difabel Kementerian Pemuda dan Olahraga, saat membuka seminar “Olahraga untuk Disabilitas” di Yogyakarta. . Selasa

Pak Ibnu menegaskan Kemenpora terus mendukung penerapan inklusi olahraga.

Menurut dia, komitmen tersebut merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang menjamin penyandang disabilitas mendapat perlakuan dan kesetaraan yang setara.

Selain itu, dalam UU Tahun 2022 No. 11 Di bidang olah raga juga terdapat tempat tersendiri bagi penyandang disabilitas.

“Pasal 31 undang-undang tersebut menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga bagi penyandang cacat diselenggarakan dan diarahkan sebagai upaya mewujudkan pemerataan olahraga, meningkatkan rasa percaya diri, kesehatan, kebugaran, dan prestasi atletik,” kata Ibnu.

Agus Sudarko, Ketua National Paralympic Committee (NPC) Departemen Pembinaan Prestasi Rumpis DIY, mengakui bahwa tantangan terbesar dalam mengenalkan olahraga pada anak difabel adalah terkadang orang tua malu untuk mengakui bahwa anaknya memiliki disabilitas.

“Banyak orang tua yang masih malu mengakui anaknya memiliki disabilitas, ini tantangan terbesar kita,” kata Rumpis.

Faktanya, banyak manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari keikutsertaan anak penyandang disabilitas dalam olahraga.

Menurut Rumpis, olahraga akan menjaga kesehatan penyandang disabilitas serta meningkatkan daya tahan dan kebugaran.

“Dari sisi sosial, olahraga berkontribusi terhadap integrasi sosial karena mengurangi stigma yang terkadang dialami oleh penyandang disabilitas,” kata guru besar Departemen Pendidikan dan Pelatihan Olahraga (FIKK) UNY ini.

Selain itu, Rumpis menambahkan, penyandang disabilitas yang berprestasi di bidang olahraga bisa mendapatkan uang setelah bersaing memperebutkan gelar juara.

“Yang lebih penting lagi, olahraga akan melatih anak-anak penyandang disabilitas menjadi lebih mandiri,” kata Rumpis.

Riswani, orang tua dari Muhammad Rafi Zulfandi, anak penderita gangguan jiwa, mengakui dukungan lingkungan sangat berpengaruh terhadap prestasi anaknya.

Berkat dukungan kuat dari berbagai pihak, Rafi Zulphandi mampu menjadi juara di cabang bulutangkis putra dan ganda bulu tangkis Pekan Paralimpiade Daerah 2023.

“Proses mencari bakat Rafi sangat panjang. Saya pernah ikut taekwondo, tapi kurang nyaman. Saya mencoba berenang, saya juga pernah terjun di basket, voli, atletik, dan bulu tangkis. Saya terus mencoba. “Sampai Rafi tahu bakatnya, terima kasih Risvani bilang dia cocok untuk bulu tangkis dan akhirnya menonjol.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *