Jakarta (ANTARA) – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung berjanji akan memberikan pelatihan khusus kepada nelayan di Cilincing, Jakarta Utara jika memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024. “Ada pelatihan khusus bagi nelayan di Cilincing, agar keterampilan yang pertama ditingkatkan. Kedua, pengetahuan mereka juga meningkat. Yang tidak kalah penting adalah daya tawar mereka,” kata Pramono di Jakarta, Senin.
Pramono mengatakan, para nelayan Cilincing harus menjadi penguasa penuh di tanahnya sendiri. Untuk itu peningkatan keterampilan sangat diperlukan agar mampu bersaing dan meningkatkan taraf hidup. Baca juga: Baznas-Bazis DKI Bantu Rumah Ikan Nelayan Pulau Seribu Jika tidak dilakukan, nelayan pasti rugi dengan teknologi yang kini begitu mudah dikembangkan, kata Pramono.
Selain itu, Pramono juga menegaskan, para nelayan Cilincing akan selalu mempunyai hak melaut karena itu adalah mata pencaharian mereka dan akan meningkatkan fasilitas bagi para nelayan.
Harus ada perbaikan yang dilakukan pemerintah pusat dan Pemprov DKI, termasuk fasilitasnya, tegas Pramono. Baca juga: Antropolog Unand: Nelayan Harus Selektif Memilih Alat Tangkap. Pramono pun segera membahas sampah dengan seluruh pihak di pesisir pantai dan pemerintah pusat.
“Ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah saja, harus ada diskusi dengan pemerintah pusat juga. Kita akan duduk bersama mengenai sampah ini,” kata Pramono.
Sementara itu, kelompok nelayan pesisir Cilincing Jakarta, Tawa, mengeluhkan adanya limbah minyak di laut Jakarta.
Tawa mengatakan, sampah tersebut belum terselesaikan sejak tahun 2011, saat dirinya dikunjungi Menteri Kelautan saat itu, Fadel Muhammad.
“Tahun 2011 saya bertemu dengan Pak Fadel. Katanya akan segera menyelesaikan masalah sampah ini. Tapi sampai saat ini belum terselesaikan,” kata Tawa. Baca juga: Penghuni Perahu Bisa Tinggal di Rusun karena Berprofesi Nelayan. Selain itu, jelas Tawa, tidak terselesaikannya permasalahan sampah di laut berdampak pada kesehatan masyarakat pesisir dan nilai jual produk akan menurun.
Penelitian dan laboratorium pemerintah juga secara rutin memeriksa kadar merkuri pada kerang hijau yang ditangkap nelayan. Pasalnya, kerang hijau masih menjadi salah satu ikan terbesar bagi para nelayan.
“Kita sering cek ke laboratorium. Sedangkan kalau sekarang hujan seperti ini, dua atau tiga hari kemudian minyak dan limbahnya pasti ada di lokasi pemancingan,” jelas Tawa.
Leave a Reply