Ankara (ANTARA) – Kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar pekan lalu harus dilihat sebagai peluang untuk “memulai fase baru perundingan untuk mengakhiri kekerasan di Gaza,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. . Demikian keterangan resmi Netanyahu pada Senin (21 Oktober).
Macron meminta Netanyahu untuk melindungi infrastruktur sipil di Lebanon dan memprioritaskan keamanan sipil saat ia berupaya mengakhiri pertempuran. Dia juga mengutuk serangan Israel terhadap UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang telah melukai banyak penjaga perdamaian dalam beberapa pekan terakhir.
Macron menekankan bahwa kematian Sinwar “harus menjadi kesempatan untuk memulai negosiasi mengenai akhir dari Gaza,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Sejak tanggal 23 September, Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di Lebanon yang dikatakan menargetkan posisi Hizbullah, menandai peningkatan ketegangan perbatasan dengan kelompok Lebanon selama setahun di tengah serangan Israel di Gaza.
Pejabat kesehatan di Lebanon mengatakan sekitar 2.500 orang telah tewas dan lebih dari 15.000 orang terluka dalam serangan Israel sejak tahun lalu. Pada tanggal 1 Oktober, Israel meningkatkan kekerasan dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan.
Israel terus menyerang Gaza menyusul serangan Hamas tahun lalu, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan diakhirinya permusuhan segera.
Pejabat kesehatan setempat mengatakan lebih dari 46.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggal dan sekitar 100.000 orang terluka.
Operasi militer Israel telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, menambah blokade yang sedang berlangsung yang mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di hadapan Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply