Nusa Dua, Bali (ANTARA) – Vice President Equity Research Mandiri Sekuritas (Mansek) Kresna Hutabarat mengatakan pasar modal menaruh ekspektasi tinggi terhadap pertumbuhan bersih PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada 2025. ,8.
Berdasarkan perkiraan konsensus, pertumbuhan laba BSI merupakan yang tertinggi di antara tujuh bank terbesar di Indonesia, antara lain BTN, BNI, BRI, Mandiri, CIMB Niaga, dan BCA yang diperkirakan tumbuh sebesar 16 persen.
“Ekspektasi pasar global juga sangat tinggi terhadap BSI. “Kalau kita bandingkan dengan bank lain di Asia Pasifik, tertinggi kedua dengan ekspektasi pasar (pertumbuhan laba BSI) sebesar 20,8 persen (tahun 2025),” kata Kresna di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Dibandingkan bank-bank di Timur Tengah, perkiraan pertumbuhan laba BSI pada tahun 2025 juga berada di urutan kedua atau di tengah bank-bank Arab Saudi, yakni Bank Al-Jazeera yang diperkirakan tumbuh 25,8 persen, dan Bank Al-Jazeera. Rajhi dengan perkiraan 16,7 persen.
Selain itu, pasar modal memperkirakan return on equity (ROE) BSI akan meningkat menjadi 17% pada tahun 2024 dari sebelumnya 16%. Ekspektasi ROE BSI merupakan yang tertinggi keempat di antara bank-bank lain di Asia Pasifik. Angka ini merupakan yang tertinggi ketiga di antara bank-bank di Timur Tengah.
Sebagai informasi, pada semester I 2024, BSI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 20,28 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp3,4 triliun. Selanjutnya, aset BSI tercatat meningkat 15,10 persen menjadi Rp360,85 triliun.
Pada Juni 2024, pendanaan BSI mencapai Rp257,39 triliun atau tumbuh 15,99 persen. Rasio keuangan bermasalah (NPF) turun menjadi 1,99 persen (sedang), jauh lebih baik dibandingkan 2,31 persen pada Juni 2023.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) BSI tercatat meningkat 17,50 persen menjadi Rp 296,70 triliun sejak Juni 2024.
Mandiri Sekuritas memperkirakan industri akan mengalami pertumbuhan pinjaman dan simpanan masing-masing sebesar 12 persen dan 9 persen pada tahun 2025. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) diperkirakan sebesar 90 persen pada tahun yang sama.
“Pada saat yang sama, kami memperkirakan pertumbuhan aset, pinjaman, dan simpanan syariah kami akan meningkat, terutama didorong oleh BSI, yang kami perkirakan akan tumbuh di atas rata-rata pasar dalam pinjaman dan simpanan ketika ekspektasi industri berada di angka 12 persen.” Ekspektasi pertumbuhan kredit di BSI tahun depan adalah 15 hingga 16 persen,” kata Kresna.
Mengingat adanya tekanan makroekonomi global dan domestik pada semester pertama tahun ini, menurutnya kondisi tersebut menyebabkan perlambatan pertumbuhan laba bersih perbankan dalam negeri.
Menurut dia, salah satu tantangan tahun ini adalah laju pertumbuhan laba bank-bank besar melambat signifikan, terutama bank Himbara di luar BSI seperti Mandiri, BNI, dan BRI. Namun pada saat yang sama, pertumbuhan kredit akan tetap kuat pada paruh pertama tahun 2024.
“Ini adalah pertumbuhan dua digit setelah pertumbuhan laba yang sangat kuat pada tahun 2022 dan 2023.” “Tetapi pada paruh pertama tahun 2024, kami berada di bawah tekanan pada biaya bunga karena kenaikan suku bunga global, dan hal ini sangat merugikan NIM perbankan kami. .” di bank-bank besar lainnya,” kata Kresna.
Sementara itu, Mandiri Sekuritas memperkirakan kredit perbankan dan simpanan bank akan meningkat masing-masing sebesar 11 persen dan 8 persen secara setahun penuh pada tahun ini. LDR perbankan diperkirakan sebesar 86 persen pada tahun ini.
Leave a Reply