Jakara (Antara) -DKI Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo telah meminta skema penawaran umum perdana Palm Jaya Jaya seharusnya tidak terburu-buru.
Read More : Sahroni desak polisi tangkap dokter diduga lecehkan pasien di Garut
Pramono berkata di bekas Jakarta pada hari Selasa, “Ya, strategis, sekarang adalah waktu untuk aliansi yang strategis atau benar -benar benar? Jadi, dengan cara ini, kita perlu belajar dengan cermat. Seharusnya tidak terburu -buru.”
Menurut Pramono, dengan sekitar 70 persen wilayah Jakarta, berasal dari Palm Jaya, perusahaan itu adalah “leverage”.
Namun, Pramono percaya bahwa setiap bom diawasi oleh banyak orang, terutama oleh publik, itu bisa menjadi perusahaan yang kuat.
Pramono memberi contoh seperti BNI, Bri, Mandiri, dan banyak lagi.
Sebelumnya, Perusahaan Publik Regional Palm (Perumda) menyatakan kesiapannya untuk mengambil tanah di bursa saham atau untuk membuat penawaran publik pertama (IPO).
Direktur Palm Jaya Aurf Nasuddin mengatakan bahwa dalam hal perdagangan dan layanan, perusahaan dianggap cukup untuk memasuki pasar modal.
“Karena mungkin tingkat Bumn adalah level, ya, Jakarta memiliki pasar yang besar,” kata Arief.
Dijelaskan Arya, kebutuhan akan dana pengembangan pendanaan adalah salah satu alasan utama untuk mempertimbangkan IPO.
Selain itu, Palm Jaya saat ini mencapai sekitar 70,4 persen dari wilayah Jakarta. Oleh karena itu, perusahaan perlu menemukan skema pendanaan kreatif (pendanaan kreatif).
Perumda Palm Jaya juga sedang bersiap untuk mengubah status hukum menjadi perusahaan regional (Peroroda).
Tujuan dari perubahan ini adalah untuk memperkuat aturan perusahaan dan mendukung kemitraan antara sektor publik dan swasta (Kemitraan Publik-Swasta / P3).
Namun, Arief mengatakan bahwa perubahan status hukum pada awalnya tidak dirancang untuk tujuan IPO.
“Sekarang ini (dari Perumda ke Persaroda) benar -benar memperkuatnya. Nah, dan gubernur melihatnya sebagai kemampuan untuk memperbaiki IPO,” katanya.
Selain itu, Palm Jaya juga memiliki “garis dasar berulang” (nilai reguler yang membuat referensi reguler) untuk berkontribusi pada mereka.
“Jadi, kami tidak sulit menemukan dana untuk pengembangan perusahaan dari aspek lain dari layanan misalnya, misalnya, kami harus melakukan lebih banyak dan lebih banyak lagi Jakarta setelah itu, kami sudah mampu,” kata ARF.
Leave a Reply