Jakarta (Antara) – Akademik dan fevologi di Universitas Indonesia, Mamhaatun Buduroh mengatakan bahwa membedakan antara sastra Betawi dan bagian lain dari Indonesia.
Read More : DKI kemarin, trasportasi umum gratis hingga Lebaran Betawi 2025
“Betawi memiliki cerita lucu. Contoh pesaing Arjuna ada di tali selendang,” katanya pada hari Rabu.
Siklus hidup harga diri di Betawi adalah kehidupan sehari-hari. Mereka termasuk contoh memasak memasak di Betawi, misalnya, dalam kisah Semawi yang dimakan Betawi Beetawi.
Kemudian, dalam literatur, kisah Mahabaraath dan Ramayana selalu terbukti. Misalnya, melibatkan sosok Pandawa dan Kurawa yang memutuskan untuk bertarung sejak kecil. Melalui penulis cerita Betawawi, cerita itu tertutup untuk menghentikan mereka meminta mereka untuk mengembalikan Quran.
Dia berkata:
Sastra Betawi lahir sebagai seri sastra bersejarah di Kepulauan. Dalam berbagai jenis, puisi dan saga, bahan subjek dari India, Arab, Eropa, Melayu dan Sunda telah menerima kekuatan.
Fitur literatur Betawi lainnya adalah menghadiri salinan salinan atau penulis. Ini tidak sama dengan istana, salinan atau penulis untuk mengikuti rute atau istana atau istana.
“Ada seorang penjaga gawang dari naskah yang diambil dari Betawi dibandingkan dengan naskah ke tempat lain untuk menjelaskan independensi copy atau penulis di Betawi,” kata Mamlahaatun.
Dalam berbagai naskah Betabi, yang ditulis oleh Muhammad Bakir lahir “Maharaja Garebeg Jagat”, “Hikayat Inter”, “Hikayat Merpati,” dan “Hikayat Sultan Tafrat II”.
Leave a Reply