Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

GAPMMI usulkan enam strategi jaga industri mamin dari tarif Trump

JAKARTA (Antara) – Asosiasi Produsen Makanan Indonesia (CAPMM) menyediakan enam kegiatan strategis yang dapat diikuti dari Kebijakan Pembayaran Mutual AS (AS) dari Industri Mamin (Mamin).

Read More : Kebakaran kapal BBM di Larantuka tak ganggu pendistribusian BBM

Pada hari Sabtu, presiden Capmi Adi Lukman di Jakarta mengatakan dia akan melakukan negosiasi diplomatik, menganalisis dampak bersama dan menciptakan sub -kebijakan, mempertahankan stabilitas nilai tukar Rubia, mengurangi sektor bisnis pertanian dan mengganti bahan baku.

Selain itu, pemeliharaan kebijakan status komponen internal (DKDN) dan pasar ekspor ayah memperluas keragaman pasar.

Menurut awal, penting untuk dicatat bahwa dalam negosiasi diplomatik, pemerintah Indonesia membutuhkan dan bertemu satu sama lain dalam popularitas industri makanan dan minuman untuk kedua negara.

“Amerika Serikat memprioritaskan pasar ekspor untuk beberapa produk makanan dan minuman tinggi seperti kopi, kelapa, kelapa, minyak kelapa sawit, sayuran, memancing dan produk dari Indonesia.

Selain itu, hambatan perdagangan AS memiliki dampak negatif pada industri operasi domestik, seperti peningkatan biaya produksi, pengurangan ekspor dan risiko.

Menurutnya, ia berkewajiban untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemegang saham lainnya untuk tantangan ini, dan memastikan stabilitas industri makanan dan minuman Indonesia.

Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump (2/4) mengumumkan bahwa mereka akan meningkatkan setidaknya 10 persen dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Menurut pengunggahan di Instagram, Indonesia adalah daftar kedelapan negara yang dipengaruhi oleh tingkat AS, yaitu 32 persen.

Di sekitar 60 negara, akan ada setengah dari tarif yang berlaku untuk Amerika Serikat.

Berdasarkan daftar ini, Indonesia bukan satu -satunya negara di wilayah Asia Tenggara, yang telah menjadi korban perdagangan AS.

Ada Malaysia, Kamboja, Vietnam dan Thailand, dengan 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *